Suara Rintihan Risa Yang Membuat Ku Bergairah
Cerita ini kira kira kalau tidak lupa terjadi saat bulan November 2014 kemarin, dimana saat itu aku mewakili kampusku dalam acara workshop, saat itu di ruangan yang sama yang menjadi peserta dalam kegiatan workshop tersebut, aku memperhatikan salah satu wanita yaitu yang bernama Risa dia mahasiswi asli Semarang, dia jurusan Ekomoni di salah satu universitas terkenal di S.
Kami antara Risa saling memperhatikan satu sama lain, tapi saat dia berangkat dia selalu diantar sama cowoknya, aku tahu bahwa Risa sudah punya pacar, saat itu hubungan kita hanya lewat SMS dan BBMan, dan kejadian itu berlangsung sampai berakhirnya kegiatan workshop, suatu hari bulan April kemarin Risa tiba tiba menelponku, katanya dia bahwa besok pagi rencana mau maen ke tempat ku yang ada di Yogyakarta dia intinya minta dijemput di terminal.
Risa berangkat dari kotanya pukul 07.00 wib maka kira kira butuh waktu 3 jamman untuk sampai ke kota ku, maka dari itu aku pukul jam 11 sudah standby di terminal, sekiranya aku menunggu Risa sampai di terminal aku duduk manis di sebuah warung, tak lama kemudian Risa mengagetkan aku di belakang dengan menepuk bahuku dengan keras.
Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Risa lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tibatiba saja memelukku. mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu ungkapnya. iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak kataku sambil melepaskan pelukannya. Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?tanyaku. aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?jawabnya. mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong jawabku.
Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang. Singkatnya, setelah Risa mandi dan berganti pakaian kami berjalanjalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran. Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap.
Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Risa menelponku. mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku pintanya. cerita seks Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Risa, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esekesek yang banyak dibicarakan temanteman kampusku. Kamar yang ditempati Risa berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Risa masih belum ganti baju, aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya kataku.
Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Risa ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Risa hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya. Dengan menggunakan daster, Risa naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit jaim aku kemudian duduk, kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost? tanyaku. Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa ngapain jawabnya.
Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas protes Risa. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya. Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. kenapa mas? Sesak ya? Tanya Risa yg ternyata belum tidur. iya, aku ga biasa tidur pakai jeans jawabku. ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho kata Risa lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Risa. Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Risa menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Risa justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Risa dan mendekapnya. Risa memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan.
Benarbenar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Risa pun mulai menunjukkan hal yang sama. Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Risa.
Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Risa keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasabasi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam. Kami sempat saling memandang, mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini kata Risa sambil menangis.
Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku. Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi jaim di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremasremas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku.
Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku. Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisaphisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasanremasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aku terus menggigitgigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.
Aku berhenti, dan memandangnya, boleh aku buka? tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulubulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu. Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, malu mas tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda. Langsung kucium, kujilat dan kuhisap hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah.
Dan akibatnya, Risa seperti kesetanan, pinggulnya naikturun berusaha menghindari seranganku ke memeknya, udah mas, udah.. geli..aku geli tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu. Dan tibatiba dia berkata maasss, aku mau.. pipis. belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggitinggi. Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit.
Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis. Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelaibelai toketnya. Enak, ga ? tanyaku. Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget? tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab aku baru pertama sama kamu ini kok. Aku Cuma sering liat BF aja wah, pantes, belajarnya dari film kata Risa sambil tersenyum dan memelukku.
Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari? Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku. Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya mau diapain ini mas? pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basabasi lagi aku pun menjawab masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku. Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.
Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. jangan kena gigi donk yang, sakit kataku. aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini jawabnya Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya. Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Risa sangat sulit ditembus.
Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, aduh mas, sakit mas maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya. Sambil tetap kugesekgesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Risa dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya. Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalamdalam, maka memek Risa terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk.
Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu. Namun berbeda dengan yang kurasakan, Risa justru sangat kesakitan dengan cara itu. mas, cabut dulu mas. Sakit mas ujarnya. ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. mas, udah dulu donksakit nich, perih katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu.
Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya. Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku. Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Risa. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tibatiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. mmmaaaassssss suaranya tertahan dan bergetar. Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss.katanya.
Tangannya mencengkram erat kedua lenganku. Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tibatiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku. Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, majumundur, kanankiri, depanbelakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Risa menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya. Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Risa seolah tidak akan berakhir.
Beberapa saat kemudian tiba tiba dia menekan dalamdalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku. Kontolku seperti diremasremas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan aaaaaccchhhh tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. enak banget mas..enak banget.aku pengen ngentot terus ama kamu kaya gini. Enak banget ujarnya berbisik di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengar kata katanya, sementara Risa masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerakgerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit. mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah.
Udah lemes bgt nich katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu.. sambil tersenyum nakal. Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. gini, biar kerasa makin enak kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.
Ini perbedaan kedua antara memek Risa dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju mundur. Setelah melihat liarnya Risa saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Risa. Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Risa seperti mengejang.
Lihat Juga : Cerita Bokep Hilang Perawan GaraGara Pesta Sex
Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan mmaaasss. Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk masukin yang daallleeem dddooonnkkk. Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya. Dan Risa kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya. mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagieennaakk bangeettt masss.ujarnya.
Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremasremas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. Risa, aku mau keluar sayang, aku tarik yah kataku. Risa mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya. Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otototot memeknya.
Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya. Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Risa kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya. mmaaasss.aaaccchhhh.eeennna aakkkk teRisaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya. Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. Aku sayang kamu, mas kata Risa.
Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Risa ke terminal bus untuk kembali ke kota S. Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Risa. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pRisa tetangga kampungnya di Semarang. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S. Yang tidak pernah Risa tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.
No comments:
Post a Comment