Cinta Tak Terhenti Di Jari Manis
Seseorang tidak punya hak memilih takdir hidupnya. Sama halnya Seperti sebuah kelahiran. Aku, Nadia gadis yang lahir dalam lingkungan orang-orang yang tak mengenal dosa, agama hanyalah wajah baru dari sebuah kemunafikan. Aku tak memilih menjadi sosok Nadia, aku muak harus dikelilingi orang-orang tak berhati. Aku dengan keterbatasanku dan juga keluargaku hidup miskin harta dan juga miskin kedamaian. Jangankan setahun atau bahkan bertahun-tahun, seharipun aku merasa tak mampu. Namun tak sedikitpun aku ingin menyerah untuk tetap kuat bersama ibuku dan juga kakak-kakakku di sini, di rumah ini. Hanya rumah peninggalan kakek dan nenekku yang tersisa. Rumah ini saja masih terlihat kokoh dan kuat namun yang sebenarnya sudah hancur kehormatannya dan telah rapuh kebanggannya sejak kakek dan nenekku tiada.
Kehidupan ini begitu kejam. Kami lima perempuan bersaudara dan ibuku yang telah ditinggalkan oleh ayahku sejak aku masih kecil. Himpitan ekonomi dan juga keterbatasan kami sebagai orang-orang yang tak memiliki gelar pendidikan mengharuskan kami bergelut dengan liarnya kehidupan. Bersyukur aku bisa menamatkan sekolah sampai menengah atas, beberapa kakakku bahkan ada yang tidak sanggup sekolah. dan kakak pertamaku Harlin memilih pergi merantau untuk bekerja. kakakku yang lain memilih menenggelamkan diri dalam gelapnya dunia malam bersama salah satu sepupuku juga. Tentu saja mungkin karena pengaruh lingkungan yang rata-rata ibu-ibu ataupun anak perempuan mereka juga bekerja dibidang yang sama, pelayanan untuk para pria hidung belang. Dan para pria di sini, entah tua ataupun muda mereka sekumpulan para penj*di, pemabuk, pencopet, penipu, pemakai nark*ba dan berbagai kejahatan lainnya.
Setiap hari aku harus menjadi saksi keributan di lingkungan ini, mulai dari pertengkaran sampai orang-orang yang lari tunggang langgang sambil berusaha menyembunyikan nark*ba yang dilempar ke genting atau atap-atap rumah tetangga karena dikejar-kejar polisi.
Lingkungan ini dianggap berbahaya, keluar masuk penjara menjadi hal yang biasa. Kami seperti ada dalam lingkaran kegelapan yang tak berujung. Tapi, Aku punya jati diri dan prinsip hidupku sendiri, aku tidak ingin seperti saudara-saudaraku. aku lebih memilih bekerja keras di toko kecil. Meskipun gaji yang aku terima tidak begitu besar. namun demi prinsipku aku rela menjalani pekerjaan apapun dengan ikhlas. Soal cinta aku tidak mengerti banyak, yang aku tahu aku pernah memberi kesempatan seseorang untuk menjadi seseorang yang aku pedulikan. Seseorang yang tak jauh dari lingkungan ini. namun kasih sayang yang aku bagi berbalas duri. Aku hanya dijadikan ladang manfaat baginya. Jatuh dalam cinta namun setiap kali aku jatuh aku semakin terpuruk olehnya. Tidak ada Cinta yang benar-benar mencintaiku. Aku seorang Nadia.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Suatu hari Carissa, saudara sepupuku datang menemuiku, Dia sangat beruntung tinggal di pusat kota dan hidup berada meski begitu dia tidak melupakan kami dan selalu datang menemui kami di waktu senggangnya. Carissa, dia orang yang sangat peduli terutama padaku. Pernah satu hari dia mengungkapkan harapannya padaku, dia begitu ingin melihat kehidupanku berubah dan pergi jauh terlepas dari tempat mengerikan ini. Hari itu Perihal tujuannya menemuiku; dia mengatakan bahwa ada seorang temannya yang ingin bertemu denganku. Menurutnya laki-laki itu melihat fotoku di salah satu akun media social miliknya. Beni, pemuda dengan wajah dan postur tubuh standart proporsional. Dia cukup tampan, bekerja dan juga mapan. Carissa membujukku untuk bersedia menemuinnya, meskipun aku sendiri tidak percaya diri dengan keadaanku ini, aku sudah meyakinkan Carissa siapa yang akan mau berhubungan serius denganku, seorang gadis dengan kehidupan dan tinggal di lingkungan seperti ini sedangkan Beni seorang manager di salah satu restoran besar. Carissa memang perempuan yang sangat baik, itu sebabnya dia terus memaksaku untuk mencoba sebuah awal baru yang menurutnya bisa membawa perubahan dalam kehidupanku.
Carrisa khawatir aku terjebak dengan laki-laki di lingkunganku. Dengan harapan yang besar aku menemui Beni, aku mulai mencoba untuk bisa menyukainya. Seiring berjalannya waktu aku dan Beni mulai dekat, Beni sendiri terlihat juga ingin menjalani hubungan denganku tapi seperti yang aku duga sebelumnya bahwa ini tidak akan berhasil. Saat Beni mengantarkanku pulang dia melihat segalanya, latar belakang hidup dan lingkunganku tinggal. Mungkin sejak saat itu ia kecewa dan pergi dengan perlahan dan meninggalkanku. Hatiku… jangan tanya perihal hatiku. Hatiku sangat hancur dengan segala harapanku, tentang cinta tulus yang aku impikan. Cinta yang datang padaku karena memang akulah yang ia cari. Seorang gadis sepertiku impianpun tak berpihak padaku. Hidupku dan kenyataanku hanya ada pahit, luka dan duka saja tidak ada tempat untuk bahagia.
Dengan hati yang hancur aku terus berjalan menjalani kehidupanku lagi, mencoba menata hati yang sudah hancur berkeping-keping menjadi utuh kembali. Aku mulai mencari dan bekerja di tempat yang baru, mungkin saja dengan begitu hatikupun akan kembali baru.
Di sebuah perusahan secure, aku bekerja menjaga tiket masuk parkiran Mall, Di sinilah kehidupan baruku yang disiapkan Tuhan datang menemuiku. Saat itu ada laki-laki yang datang dan meminta pin bbmku. Entah kenapa aku merasa harus memberinya dan pada akhirnya aku memberikannya meskipun aku tidak tahu darimana asalnya datang.
Beberapa hari kemudian. Seperti hari-hari sebelumnya tidak ada yang istimewa, aku bekerja di post 3. tiba-tiba ada seseorang laki-laki yang menyodorkan parking cardnya. Dengan sigap aku scan kartunya dan kemudian mengembalikannya, namun ada yang berbeda dengan wajahnya dan juga tatapannya padaku. Rasanya waktu berjalan melambat sembari dia mengambil kartunya. Begitu juga keesokan harinnya, aku bertemu dengannya lagi, yang kutahu hampir setiap hari kita bertemu dan aku terus merasakan hal yang berbeda dengannya. Aku ingin tahu lebih banyak tentangnya dan dengan sengaja saat dia mulai memberikan parking cardnya aku membaca tulisan yang muncul di layar komputerku. NAME: IRFAN (SAS), ternyata dia seorang pegawai di salah satu restoran terbaik di sini.
Semakin hari diriku semakin tertarik kearahnya. jujur aku takut kehilangan saat-saat seperti ini dengannya meskipun hanya sesaat namun aku takut tidak bisa bertemu dengannya lagi, karena 2 hari lagi aku harus keluar dari pekerjaan ini, 16 november 2015 masa kerjaku habis sedangkan perusahaan tidak bisa melanjutkan kontrak karena sedang ada pengurangan karyawan. Karena ketakutanku aku mulai menerobos batasanku, aku menyadari terkadang kita akan melakukan kebodohan tanpa sadar saat kita sedang jatuh cinta. ya mungkin aku sedang jatuh cinta.
Hari ini aku harus berbuat sesuatu “Mbak tolong jagakan posku sebentar ya” rengekku pada seorang temanku. “ada apa Nad?” tanyanya bingung. “tidak apa-apa kok Cuma ada urusan sebentar saja” jawabku sembari membawa sebuah sobekan kertas kecil nota parkir kosong. Aku menuliskan sebuah catatan pendek ‘aku gadis penjaga tiket parkir post 3. ada yang ingin aku bicarakan penting 085100727288 tolong hubungi aku’ Kemudian aku berlari menuju tempat yang sama dimana setiap hari dia selalu memarkirkan motornya. Itu sebabnya aku menaruh suratku dan sebuah batu di atasnya dengan harapan dia bisa menemukan surat itu.
Hari ini, hari terakhirku bekerja, aku sudah sangat cemas apa dia sudah membaca suratnya. Kau tahu aku terkejut saat ada 16 kali panggilan di layar hpku. Dan dia menemuiku, lalu memintaku datang ke sebuah taman dekat Mall. Jujur saja aku sangat bahagia. Dua hari kemudian Irfan memintaku datang lagi ke taman yang sama. Di sana ia menyatakan perasaannya, dia ingin aku menjadi orang terpenting di hatinya. Ini terbilang singkat tapi aku bahagia dan aku menerimanya karena hatiku menginginkan Irfan. Aku benar-benar telah jatuh cinta padanya dan entah sejak kapan. Setelah berbulan-bulan kita menjalin hubungan Irfan menceritakan banyak hal tentang awal mula kita bertemu.
Ternyata seorang pria yang pernah menanyakan pin bbmku waktu itu dibalik semua ini, pria yang kutahu sekarang bernama fakhrur dan juga salah satu teman dekat irfan menunjukkan fotoku dan menceritakan tentangku pada hari itu juga. Karena ketertarikan temannya padaku membuatnya tanpa sadar sering memperhatikanku. Di tempatnya bekerja, di balik dinding kaca dapur yang memperlihatkan parking area dengan jelas, dia sering menatapku. Sejak saat itu dia juga tidak mengerti sejak kapan dia mulai mencintaiku. Irfan dia seseeorang yang datang membalut lukaku, dengan setia melindungiku. Menjadikanku Nadia yang dulu manusia yang hampa tanpa harapan kini ia hidupkan Nadia baru yang penuh cinta dan harapan. Meskipun dia tahu latar belakang keluargaku tapi dia menerima seluruh kehidupanku. Jika aku meminum air empedu maka dia juga akan merasakan pahitnya. Jika aku meminum madu maka dia akan membuatnya semakin manis terasa.
Dan setahun kemudian kami bertunangan. Kami akan mulai melangsungkan pernikahan 3 bulan setelahnya. Namun sesuatu terjadi, 29 maret 2017, aku mengendarai sebuah motor, aku berkendara di jalur satu arah. tiba-tiba datang sebuah motor dengan kecepatan tinggi yang melakukan pelanggaran dengan berjalan dari arah yang berlawanan menabrakku. Aku terjatuh, semuanya terasa sangat sakit dan ada darah di mana-mana, aku berusaha mencari tahu dari mana asal darah itu mengalir kenapa ada begitu banyak darah. Meskipun aku tidak merasa seburuk itu hanya ada sakit di tanganku dan saat aku melihatnya. Jariku… jari manisku tak terlihat. aku tidak percaya ini terjadi, ke mana jariku? Di mana hilangnya? Airmataku terus mengalir deras.
Aku terus menatap jemariku mengharap semua ini tak nyata. Tapi sia-sia semua ini begitu nyata dan aku kehilangan jari manis di tangan kananku. Aku cacat… aku terus menangis hanya satu yang ada di hati dan pikiranku saat aku mulai sadar bahwa aku sudah tak sempurna. Irfan, akankah dia menerimaku? Setelah semua ini masih bersediakah dia mencintaiku? Karena aku sudah begitu terlanjur mencintainya dan aku tidak akan sanggup kehilangannya. Irfan masih bisakah kau mencintaiku? Dengan langkah gontai aku pergi menemuinya. Seperti orang gila aku menanyakan setiap orang lewat jika ini terjadi akankah seorang pria masih bisa menerima? Namun hatiku semakin hancur ketika di antara mereka menjawab, Tidak! Tidak bersedia. Iya, kenapa dia harus bersedia, sedangkan aku sudah Cacat.
Sosok wajah yang ingin kutemui dan sangat aku cintai sudah ada di hadapanku saat ini. Dengan suara yang bergetar aku menguatkan hatiku dan mengatakan “Irfan… pergilah, carilah seseorang yang akan mencintaimu lebih dari aku. Karena kau akan mendapatkannya. Aku… Nadia sudah tak pantas untukmu” dengan menyodorkan telapak kananku dengan balutan perban putih di atasnnya. “Aku cacat…” airmataku memecah keheningan. Aku menangis tersedu-sedu, sesaat aku merasa Takdir selalu mempermainkanku, menjatuhkanku, Dan terus menghancurkanku. aku bersimpuh melepaskan lemah kakiku.
Lalu aku kembali sadar bahwa Irfan pun menangis dan airmatanya sudah begitu memenuhi seluruh wajahnya. Dia memelukku, menggenggam erat tangan kiriku, kemudian diraihnya tangan kananku dan menciumnya dengan lembut dan berkata “Aku menerimamu… bagiku kau Nadiaku yang sempurna, kau lebih dari utuh, dan aku mencintaimu lebih dari kata sempurna”
16 April 2017, Aku dan Irfan akan menikah. kisahku akan menjadi hadiah pernikahan yang terindah untuk Irfan yang kucintai, dimana wujud kesetiaannyalah yang membuatku semakin menghormatinnya dansangat mencintainnya.
No comments:
Post a Comment