Kisah Heroik Kakek Sugiono Melawan Gerombolan Perusuh
Awalnya saya pingin nulis berita lucu konyol yang ngeselin seperti itu. Tapi sudah beberapa hari nyari ide, belum ketemu juga. Sampai terjadi tragedi yang menimpa tetangga saya. Akhirnya muncul ide baru. Biasanya orang kasih jebakan betmen dengan judul berita serius tapi endingnya lucu. Gimana kalau kejadian serius dikasih judul yang kocak? Kebalikannya gitu, maksudnya. Pasti tak kalah bikin keki bin gondok tuh. Liat aja, gambar ilustrasi ama isi beritanya aja gak nyambung sama sekali. Ngeselin banget kan?
Maaf ya telah menjebak kalian. Saya kasih judul Berita Ngeselin Tapi Lucu, tapi yang diposting malah yang serius begini. Tak apa kan? Tak ada salahnya sekali-kali baca kisah inspiratif dan mengharukan dari republik gondes seperti berikut ini:
Kisah Heroik Kakek Sugiono Melawan Gerombolan Perusuh
Jangan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Kata-kata bijak tersebut memang benar adanya. Saya telah membuktikan sendiri dalam diri kakek Sugiono, tetangga sebelah rumah. Orangnya sudah tua, sekitar 60 tahun. Perawakannya kecil, kurus tak terurus. Maklum, beliau termasuk golongan keluarga kurang mampu.
Jika melihat penampilannya, siapapun tak akan menyangka beliau berani melawan gerombolan perusuh yang menyatroni rumahnya
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Kejadiannya terjadi kemaren malam, sekitar pukul 17.00 wib. Waktu itu aku baru pulang kerja. Kebetulan rumahku dan rumah kakek Sugiono berdempetan, hanya dipisahkan oleh tembok batako tanpa peluran sehingga suara dari sebelah terdengar jelas. Maklumlah, kami tinggal di perkampungan padat penduduk yang agak kumuh.
Awalnya terdengar cucu kakek Sugiono berteriak, “Tolong, kek...!!”
Aku masih santai. Biasalah anak kecil. Paling juga minta dibantuin bikin PR, pikirku.
“Tenang, Cu... Biar kuhajar mereka!” mendengar reaksi Pak Giono seperti itu, aku mulai penasaran. Kudekatkan telingaku di dinding agar bisa mendengar suara dari selelah lebih jelas
“Kalian berani datang kesini bikin onar... Rasakan, nih!” terdengar si kakek membentak disusul suara buk! Bak! Buk...! kayak orang lagi mukul mukul gitu. Wah, gawat nih... Bantuin gak ya?
Saat aku ragu, kegaduhan di rumah sebelah makin menjadi
“Hayo semuanya maju, jangan satu-satu kalo berani. Jangan karena aku orang tua, kalian pikir bisa berbuat seenaknya, hah? Belum tau ya, jelek-jelek gini waktu muda dulu, aku ini pendekar pencak silat paling ditakuti seantero kampung, tauk?!”
Aku makin terkesima. Bukan hanya karena baru tahu kalo ternyata kakek peot sebelah ini dulunya seorang jagoan. Lebih dari itu, heran juga: Gimana orang setua itu mampu ngomel segitu panjang dengan kecepatan 50 km/jam dalam satu tarikan nafas? Sambil berantem lagi. Dan omelannya masih terus berlanjut: “Dasar makluk tidak punya sopan santun. Masuk rumah orang tanpa permisi, berbuat onar, bikin keributan, mengganggu ketentraman, menebar teror. Kalian semua pantas untuk dibunuh!!”
“Ayo, kek... terus bunuh mereka semua. Nih, yang 5 sudah mati...” terdengar si cucu teriak kegirangan.
Apa? Dibunuh? Waduh! Berabe nih, bakal ada yang berurusan dengan polisi nih. Ini tak bisa dibiarkan. Harus dicegah. Tapi..., aku kembali ragu. Takut kalo malah jadi korban.
Dor! Dor! Dor! Tratatatat...!!
Aku kaget bukan kepalang. Terdengar suara tembakan senapan mesin keras banget. Jangan-jangan para penjahat itu menembaki keluarga kakek Sugiono!
Tanpa pikir panjang lagi akupun segera lari keluar, menerobos masuk dalam rumah sebelah.
“Hentikan...!!” teriakku lantang
Kakek Sugiono memandangku dengan terkejut. Sapu lidi di tangannya terangkat, siap untuk menggebuk. Sementara cucunya tertawa dengan remote control di tangan, mengecilkan suara TV
“Apa yang terjadi, kek? Kakek tidak apa-apa?” tanyaku dengan mata jelalatan menyisir seluruh ruangan yang berantakan. Tapi tak ada satu perusuhpun yang nampak
Si kakek menurunkan sapu lidinya. “Ini lho, nak... Nyamuk nyamuk ini bikin kakek jengkel. Mengganggu melulu kerjanya.” Jawab beliau sambil tersenyum
Akupun menghela napas lega. “Kalau hanya nyamuk, kenapa tadi terdengar suara tembakan?”
“Oh, itu tadi kakek tak sengaja nginjak remote TV. Kebetulan lagi tayang film Rambo. Tuh masih main filmnya. Ayo nak, duduk dulu. Kita nonton bareng sambil ketawa liat yang baca ini. Serius banget.... hahaha”
No comments:
Post a Comment