Kisah Sedih Seorang Anak Bernama RARA KECIL
“Praaang!” suara itu terdengar ke seluruh rumah. Tampak seorang gadis berusia 11 tahun sedang gugup terdiam ketakutan atas apa yang tlah ia perbuat.
“Rara pasti ini kerjaan kamu lagi?!? Sudah berapa kali mama bilang jangan main di dalam rumah!!! Lihat itu kerjaan kamu! Sudah vas bunga yang ke berapa kali yang kamu pecahkan ini?!? “gertak seorang ibu yang tak tahan dengan kelakuan anaknya.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
“Mama tidak mau tahu pokoknya kamu harus bersihkan sekarang juga!” Sambung ibunya kembali.
“enggak, enggak mau!! Lalu ia pun lari dari hadapan ibunya dan menuju ke dalam kamar.
“eh eh Rara! Melawan kamu yah!?! Ucap ibunya kewalahan. Di kamar setelah mengunci kamar tanpa ada perasaan bersalah ia langsung bermain boneka. “boneka kenapa yah mamaku galak sekali sama aku, tiap hari kerjaannya maraah terus!” gumamnya pada boneka tersebut. Dan boneka itu hanya terdiam tak berkutik. Rara adalah gadis yang nakal dan tidak pernah mau diatur dirumah maupun disekolah, tidak heran jika ia banyak dimusuhi oleh teman-temannya dan sering kena marah ibunya akibatnya ulahnya disekolah sehingga ibunya kerap sekali bolak-balik sekolah karena dipanggil oleh bapak kepala sekolah akibat ulahnya yang sudah tidak dapat ditelorir lagi, akan tetapi tidak pernah terbesit dihatinya untuk berubah menjadi anak yang baik, entah ada apa dengan dirinya. Sampai ibunya sendiripun heran atas kelakuan anaknya.
“ri, nanti kamu pulang bareng adikmu ya??, jangan biarkan dia kelayapan nanti yang ada dia akan membuat ulah baru yang membuat ibu dipanggil lagi oleh kepala sekolah.”baik bu jawab kakanya yang sedang mngikat tali sepatu.
Setelah bel pulang berbunyi, riri pun menjemput adiknya didepan pintu kelasnya. Didalam perjalanan pulang rara berkata pada kakanya ‘ka, coba lihat deh sepatuku?”ada apa? sahut kakanya, kemudian kakanya kaget sekali melihat sepatu adiknya yang sudah tidak layak lagi dipakai, sepatuku sudah robek ka, aku malu sama kawan-kawan kata mereka sudah bandel kere lagi!! Iya , nanti kaka benerin ketukang sol sepatu, tapi kamu janji jangan nakal lagi ya??ucap kakanya dengan nada menasehati.
Keesokan harinya ketika Rara ingin berangkat kesekolah Rara merasakan pusing yang sangat melilit-lilit kepalanya, sebelumnya rara sering merasakan pusing tapi tidak pernah dianggap paling dia hanya minum obat panadol atau paramex saja sudah sembuh, tapi pusing kali ini sangat berbeda, ia menundukkan kepalanya dilipatan tangannya diatas meja makan. “Kamu kenapa ra??”tanya riri heran, “pasti kamu pura-pura sakit lagi deh biar dikasi izin mama biar tidak masuk sekolah, padahal pasti ketika mama sudah keluar rumah, kamu dengan diam-diam keluar dari jendela dan kembali kerumah sebelum mama sampai kerumah, ya kan??” Kemudian rara tersenyum sambil menahan sakit yang ada dikepalanya. Kali ini aku sungguhan ka??ucap rara meringis. “alaaah kaka tidak percaya!!” Ucap riri ragu.
Kemudian dengan berat hati ia memaksakan diri untuk pergi ke sekolah walaupun dalam keadaan fisik yang semakin memburuk. Jam pelajaran pertama kedua dan ketiga ia mencoba untuk bersabar dan menahan rasa sakit yang semakin lama semakin menjadi-jadi. Ketika bel istirahat berbunyi, tanpa banyak berfikir dan lihat kanan kiri ia langsung menuju klinik kesehatan yang ada disekolah, akan tetapi rasa sakit itu terus menggeliat dikepala rara sehingga baru saja dia keluar pintu kelas tiba-tiba pandangan rara menjadi buram dan badannya terjatuh dilantai dan tidak sadarkan diri.
Niiinuuut…niiiinuuut…niiinuuut, suara ambulan itu membuat para penghuni mobil-mobil yang ada dijalan menyingkir dan mempersilahkan ambulan untuk jalan terlebih dahulu, Rara tergeletak tak berdaya didalamnya menuju rumahsakit FATMAWATI setelah dokter yang ada di klinik sekolah menyarankan agar Rara dibawa kerumah sakit segera.
Sesampainya dirumah sakit Rara di masukkan kedalam ruangan pemeriksaan, setelah dideteksi ternyata Rara mengidap penyakit yang sangat parah sehingga dia harus ditempatkan diruang
No comments:
Post a Comment