Harga Kedelai Meroket, Enggar Curiga Ada yang Manfaatkan Rupiah Loyo
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pihaknya segera melakukan pengecekan harga terkait adanya lonjakan harga kedelai usai pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Lonjakan harga kedelai tersebut terjadi di produsen tahu dan tempe di Kota Padang, Sumatera Barat. Hal itu, lantaran mahalnya harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku dari impor, naik hingga 20 persen.
"Enggak ah, apa ada kenaikan harga kedelai? Saya belum ter-update, apakah benar kenaikannya seperti itu. Saya nanti akan telepon mereka dan akan naikkan berapa atas dasar apa kenaikannya. Saya akan cek betul mereka," tutur Enggar ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis 6 September 2018.
Menurut Enggar, pada dasarnya harga kedelai impor dari Amerika Serikat, yang merupakan bahan baku tahu tempe industri domestik, tidak semestinya naik, meski adanya pelemahan rupiah terhadap dolar.
Hal itu, karena pasar produsen kedelai Amerika sangat sedikit, akibat adanya perang perdagangan negara mereka dengan negara-negara mitra dagang utamanya, seperti China.
"Tapi gini, kan ada dua hal kenapa kita buat kerja sama dengan Amerika kemarin. Itu, di satu sisi juga merupakan kenaikan nilai tukar buat nilai rupiah naik. Tetapi, di sisi lain itu harga kedelainya dia itu karena terbatas market-nya itu dia turun," tuturnya
"Nah ya kan, karena mereka ada trade war. Para distributor. para pedagang. para importir, kemudian para penjual kedelai itu mereka sudah berjanji untuk tidak menaikkan dengan pendekatan dengan nilai kurs, karena dia tahu nilai market-nya mereka itu pedagang tahu tempe," tambah Enggar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, meski ada kenaikan harga kacang kedelai, beberapa produsen tahu dan tempe belum mau menaikkan harga jual di pasaran. Namun, alternatif yang diambil dengan mengurangi jumlah produksi.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
“Saat ini, harga kedelai per karung dengan berat 50 kilogram naik sekitar 20 persen, dari sebelumnya Rp338 ribu, menjadi Rp380 ribu hingga Rp390 ribu. Kami tidak menaikkan harga jual tempe, karena khawatir pelanggan lari,” kata Zainal Efendi, salah seorang produsen tempe di Kota Padang, Kamis 6 September 2018.
No comments:
Post a Comment