Cerita Sex Terbaru Tubuh Ibu Kandung Yang Hot – Aghre adalah seorang pemuda dari Semarang yang bersekolah di salah satu SMU terkenal di Jakarta. Dia tinggal di suatu rumah kost di daerah Kota yang dekat dengan sekolahnya. Rumah yang di tinggalinya ada 15 orang yang terdiri dari lelaki dan perempuan, dan kebanyakan dari mereka sudah bekerja. Di rumah itu juga ada 2 orang pembantu wanita yang bernama Bi Minah dan Bi Ipah, keduanya berumur sekitar 35 tahun, mereka berdua walaupun seorang pembantu tetapi mempunyai tubuh yang sexy yang tidak kalah dengan penghuni kost lainnya. Dan seorang pembantu lelaki yang bernama Udin berumur 26 tahun yang membantu membersihkan rumah.
Aghre tergolong anak yang supel dan suka membantu anak-anak kost lainnya, dan juga kepada para pembantu. Dan dalam beberapa hari saja dia sudah dapat bergaul dengan anak-anak kost yang lainnya. Di antara anak kost yang tinggal, ada beberapa orang yang sangat dekat dengan Aghre, seperti Cie Leni (26), Cie Mega (27), Cie Lusi (26), Cie Mira (25), dan Mbak Rani (30). Sedangkan lelakinya seperti Ko Rudi (28), Ko Fredi (27), dan Ko Iwan (27).
Cie Leni, Mega, Lusi dan Ko Rudi bekerja di tempat yang sama di suatu bank swasta di daerah kota. Sedangkan Cie Mira seorang pekerja malam yang bekerja menemani tamu di sebuah club malam di daerah kota. Sedangkan Mbak Rani seorang menager di suatu perusahaan properti. Ko Iwan seorang programmer di suatu perusahaan terkenal di Jakarta dan berkantor di daerah Sudirman. Sedangkan Ko Fredi seorang pengangguran yang belakangan saya ketahui ternyata dia seorang gigolo yang sering mangkal di diskotik-diskotik besar di Jakarta. Dan yang lainnya jarang berbincang-bincang dengan Aghre.
Di hari pertama sekolah adalah hari yang kurang menyenangkan bagi Aghre, karena hari itu adalah hari perploncoan bagi murid baru di sekolah itu. Banyak tugas yang diberikan oleh kakak kelas yang dimintai tanda tangan, dan setelah pulang Aghre kebingungan untuk mencari pesanan kakak kelasnya itu. Untung saja ada Bi Minah yang sudah baik dengan Aghre, karena dia yang dititipi pesan oleh orang tua Aghre untuk membantu Aghre jika dia butuh sesuatu, dan dia juga telah diberi sejumlah uang oleh orangtua Aghre yang kaya di daerahnya.
Setelah menitipkan sejumlah nama barang yang dibutuhkan oleh Aghre dan uang kepada Bi Minah, Aghre langsung masuk ke kamarnya, ganti baju dan langsung mandi. Siang hari suasana kost sepi, sebagian besar orang kost sedang pergi bekerja, hanya ada beberapa orang saja yang ada di kost itu dan sedang di dalam kamarnya masing-masing, hanya Bi Ipah dan Udin yang sedang santai nonton TV di ruang tengah tempat orang kost ngumpul setiap malam, walaupun mereka masing-masing banyak yang membawa TV sendiri termasuk Aghre.
Setelah mandi, Aghre tiduran di kamarnya yang ber-AC itu sambil melihat TV. Tidak lama kemudian Aghre ingat VCD dewasa yang dia beli ketika dia masih di Semarang.
“Ah.., kenapa tidak kusetel saja VCD itu dari pada liat acara TV yang nggak bagus.” pikir Aghre dalam hati. Kemudian Aghre ngambil VCD dari tempat persembunyiannya dan menyetelnya. Tidak lama kemudian tampak wanita bule dengan body sexy dan buah dada yang montok sedang mengaraoke kemaluan pria bule yang panjang dan masih lemas.
Aghre menonton film tersebut sambil berbugil ria, dan memainkan alat kelaminnya sendiri. Ketika sedang asyik-asyiknya menonton, tiba-tiba pintu dibuka, dan tampak Bi Minah membawa barang-barang pesanan Aghre, karena terkejut Aghre menutupi badannya dengan selimut dan pura-pura tidur, tetapi film di TV tetap jalan karena tidak sempat dimatikannya. Bi Minah langsung masuk ke dalam kamar karena melihat Aghre sedang tidur. Dan ketika dia melihat TV yang sedang memutar film BF dengan adegan si pria bule itu sedang menjilati kemaluan wanita bule tersebut, Bi Minah langsung kaget dan tertegun sampai-sampai barang bawaannya terjatuh.
Bi Minah tertegun melihat adegan seru tersebut, dan melihat ke arah Aghre yang dikiranya sedang tidur itu. Dan dengan perlahan dia menutup dan mengunci pintu kamar Aghre, lalu duduk melihat film tersebut. Aghre yang mengintip dari sudut matanya sampai terbingung-bingung, dan tidak tahu harus bagaimana, tapi dia tetap pura-pura tidur sambil melihat tingkah laku Bi Minah yang semakin salah tingkah dan berganti-ganti posisi duduk. Dalam hati Aghre berkata, “Nah loe.. liat dech sana, ntar gue kerjain baru tau rasa dech..!”
Tapi ketika melihat tingkah laku Bi Minah yang sedang horny itu sambil meremas-remas payudaranya sendiri dan mendesah-desah, Aghre lama kelamaan juga ikut horny, dan adik kecilnya ikut bangun. Dan ketika Bi Minah menoleh ke arah Aghre yang dikiranya sedang tidur itu, dia terperanjat melihat gundukan selimut yang bangun seperti gunung itu.
“Wah.., ini anak tidur apa pura-pura tidur nih..? Kalo tidur kok burungnya bisa bangun..?” pikir Bi Minah dalam hati. Dan dengan berani dia mendekati Aghre, lalu membuka selimut yang menutupi separuh tubuh Aghre yang sedang bugil di baliknya. Aghre sampai kaget karena dia tidak menyangka kalau Bi Minah akan berani berbuat seperti itu, tapi dia tetap diam saja sambil menanti apa yang akan dilakukan Bi Minah terhadap dirinya.
“Hmm.. boleh juga nich burung, pasti rasanya enak karena punyanya anak muda. Sudah lama aku nggak ngerasain burung seperti ini.” kata Bi Minah pelan sambil memegang dan mengelus-elus burung milik Aghre.
“Aduh.. gawat nich aku ngga bisa tahan kalo diginiin, gimana yach..?” kata Aghre dalam hati. Sedangkan Bi Minah semakin mendekatkan bibirnya ke arah burung Aghre yang semakin keras karena belaian tangan Bi Minah. Lalu dikecupnya burung Aghre, dan dijilat-jilat dari pangkal sampai ujung kepala helm-nya. Dan lidah Bi Minah dimainkan di lobang kemaluannya membuat Aghre merinding dan tidak tahan, akhirnya Aghre membuka matanya.
“Bi Minah..! Lagi ngapain Bi..?” seru Aghre pura-pura kaget.
“Nak Aghre.. Nak Aghre tenang aja yach..! Pokoknya enak dech.. mm..” kata Bi Minah dengan cuek dan terus menjilati dan mengulum kepala helm Aghre yang seperti topi Hitler itu.
“Tapi bi.. ahh.. nanti kalo ketauan orang bisa berabe i.. aahh.. ss..” kata Aghre sambil menahan kenikmatan hisapan Bi Minah.
“Nggak akan.. pintunya udah saya kunci.. tenang saja Nak Aghre.. kamu nikmati saja yach.. mm.. sudah lama Bibi nggak merasakan batang seperti ini.. mm.. nikmat sekali.. mm..” dengan cuek Bi Minah terus menghisap dan menjilati batang kemaluan Aghre yang tegang membesar dan berurat itu.
Lidah Bi Minah menari-nari ket sana ke sini sambil sesekali dimasukkannya batang kemaluan Aghre ke dalam mulutnya, dan disedot-sedot dengan sekuat-kuatnya sampai-sampai pipi Bi Minah kempot, seperti orang sedang menghisap cerutu.
“Akhh.. Bi.. ahh.. enak sekali Bi.. uhh.. sedot yang kuat Bi.. akhh.. ya gitu Bi.. ss.. enak sekali Bi.. ahh..!”
“Nak Aghre jangan panggil Bibi dong.. mm.. panggil saja Minah.. sruupp.. mm.. kan lebih enak didengarnya.. mm..!”
“Akhh.. iya dech.. okhh.. iya Minah.. gitu sedotnya.. yang keras lagi.. oukhh.. terus Say.. Minah juga jangan panggil saya Nak Aghre donkk.. hh.. panggil ajahh.. Aghreyhh.. uhhk..!”
“Mmm.. oke Say.. Aghre Sayang.. uumm.. punya kamu enak sekali dech.. mm..!”
Dan tangan Aghre pun mulai bergerilya menjelajahi tubuh Minah. Mulai dari payudaranya yang masih montok itu, karena jarang disentuh sama suaminya kali. Tangan Aghre pun meremas-remas payudara Minah dan memainkan putingnya yang sudah menegang itu dengan jarinya dari luar baju. Dan Bi Minah yang sudah hilang kesadarannya melepas semua pakaian yang dikenakannya. Kini tampaklah tubuh Bi Minah yang masih sexy dengan buah dada yang montok dan puting yang berdiri tegang karena nafsu dan hawa dingin dari AC yang menyentuh kulit puting Bi Minah.
Dan tanpa di suruh, Aghre mulai menciumi Bi Minah, bibir Bi Minah dicium sampai Bi Minah susah bernafas, dan tangannya menggerayangi seluruh tubuh Bi Minah dari punggung sampai pantat Bi Minah yang besar dan nungging seperti pantat bebek. Pantat Bi Minah diremas-remas sambil terus menciumi bibir Bi Minah dan lidah mereka saling melilit satu sama lain. Bosan dengan pantat Bi Minah, tangan Aghre pindah ke gundukan di dada Bi Minah yang montok dengan ukuran 36B itu. Dan dengan lembut ditidurkannya Bi Minah di atas tempat tidurnya, lalu dicumbunya Bi Minah dari lehernya terus turun sampai di gudukan montok di dada Bi Minah, dan dengan rakusnya Aghre menjilati dan menciumi buah dada Bi Minah tanpa kena putingnya.
Jilatan demi jilatan, ciuman demi ciuman, tidak ada satu pun yang mengenai puting Bi Minah yang sudah tegang itu.
“Ohh.. Aghre.. putingnya donk Say..! Putingnya.. sedot putingnya Sayang.. okhh..!” kata Bi Minah mendesah.
“Nanti dulu yach.., sabar yach Say.. mm.. toket kamu indah dech.. dan mulus.. mm..!”
“Okhh.. jangan kamu siksa Minah Sayang.. ohh.. putingnya donk.. sedot.. hisap yang kuat Say..!”
“Mmm.. iya nanti.. mm.. sabar yach..!”
“Mmm.. tega kamu yach.. awas kamu nanti kubalas.. oukhh..!”
Setelah merasa Bi Minah tidak tahan lagi baru Aghre menjilat puting Bi Minah, dijilatnya sedikit-sedikit sehingga membuat Bi Minah menjadi semakin penasaran dan lebih terangsang. Dan bagaikan singa betina yang lapar, dengan kasar dijambaknya rambut Aghre dan di dorongnya payudaranya ke mulut Aghre, dan dia dengan geram menyuruh Aghre untuk menghisap putingnya yang sudah tegang itu.
“Aghre.. ayo kamu sedot puting ini, kalo tidak saya jambak lebih keras lagi.. ayo sedot.. hisap yang kuat..!”
Aghre pun menghisap dan menyedot puting Minah dengan sekuat-kuatnya, sambil menggigit-gigit kecil di puting Minah, dan memainkan lidahnya di puting Minah, sampai-sampai Minah kesetanan dibuatnya.
“Akhh.. gila kamu Say.. enak sekali.. pintar sekali kamu Say.. oukhh.. sedot terus yang kuatzclt Say.. iyah gitu.. akhh..!” cercau Bi Minah keenakan.
Sambil mempermainkan buah dada Bi Minah, tangan Riwrpgoy juga tidak tinggal diam. Tangannya bergerak lincah kesana-sini, meremas-remas payudara yang tidak sandang diserbu oleh mulutnya. Dan tangannya juga sudah mulai berani untuk menjamah dan meraba-raba bulu-bulu yang ada di selangkangan Bi Minah. Bi Minah yang sudah kesetanan itu juga sudah tidak malu-malu lagi,dia membimbing tangan Aghre untuk menjamah kemaluannya yang sudah basah oleh cairan yang keluar dari dalam liang senggamanya. Dan tangan Aghre dituntunnya untuk memainkan daging kecil yang ada di situ.
Aghre yang sudah diberi lampu hijau langsung memainkan jari-jarinya di klentit Bi Minah yang sudah keluar dan membesar karena nafsu.
“Oukhh.. Say.. enak Say.. oukhh.. jari kamu lincah sekali Say.. ahh..!”
Jari tengah Aghre pun tidak tinggal diam dimasukkannya ke dalam liang surga Bi Minah yang langsung membuat Bi Minah blingsatan keenakan.
“Aahh.. hh.. kamu pinter sekali Aghre.. ahh..!”
“Ini baru pake jari Say.., belum pake lidah.. apa lagi pake barangku.”
“Ahh.., aku ngga kuat lagi Say.. akhh.. aku mau keluar Say.. ahh.. akhh.. akhh..!” badan Bi Minah mengejang keras, dan jambakan di rambut Aghre semakin kuat, sedangkan Aghre semakin gencar memainkan jarinya di lubang kemaluan Bi Minah sambil jempolnya ditekan-tekan ke klentit Bi Minah, sedangkan mulut dan lidahnya semakin ganas menghisap dan menjilat buah dada Minah.
“Akhh.. aku sampe Say.. aku sampee akhh.. akhh.. ahh..!” seru Bi Minah.
“Ayo Sayang.., keluarkan semuanya.. keluarkan semuanya, keluarkan semua yang sudah lama kamu simpan..!” seru Aghre sambil mempercepat jarinya dan memperkuat sedotannya.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Dan akhirnya Bi Minah terkulai lemas, dan nafasnya memburu setelah dia menerima kenikmatan yang telah lama tidak dia rasakan, dan dari kemaluannya meleleh keluar cairan kenikmatan yang langsung dijilati oleh Aghre.
“Mmm.. enak sekali rasanya.. mm.. cairan kamu enak sekali rasanya Say…. sruupp..”
“Ahh.. hh.. hh udah Sayang, nanti dulu Say.. ahh.. ss.. biar aku istirahat dulu sebentar. . hh.. hh.. nanti kita lanjutkan lagi..!”
“Mmm.. cairan ini sayang sekali kalo dibiarkan.. mm.. aku mau merasakannya lagi.. mm..” kata Aghre sambil tetap menjilati dan disedotnya cairan yang keluar itu sampai bersih dan tidak keluar lagi.
Setelah puas, Aghre bangkit dan memandang Bi Minah yang sedang memejamkan mata sambil mengatur nafasnya yang tadi memburu sambil tersenyum puas, karena dia dapat memuaskan Bi Minah. Setelah nafasnya teratur, Bi Minah membuka matanya dan tersenyum kepada Aghre yang ada di hadapannya.
“Terima kasih Say.., aku puass sekali, sudah lama aku nggak merasakan kenikmatan seperti tadi. Okhh.. rasanya aku ingin terus larut dalam kenikmatan yang baru kurasakan. Suamiku tidak pernah bisa dan mau untuk melakukan seperti tadi yang kamu lakukan, sampai-sampai aku sudah keluar dulu sebelum punya kamu masuk ke punyaku. Suamiku hanya seorang pria yang egois, yang hanya mau keinginannya saja yang terpenuhi.” kata Bi Minah teringat suaminya yang egois dan menjadi sedih.
Lalu Aghre memeluk Bi Minah, “Sudahlah Say, selama ada aku di sini, kamu kan bisa menikmati permainan kita yang indah dan nikmat ini, dan kamu nggak usah mengingat-ingat suami kamu yang egois itu.” hibur Aghre.
Dan Bi Minah pun mengangguk setuju, lalu dengan lembut Aghre mencium kening Bi Minah yang masih basah oleh keringat, dan pipi, lalu ke bibir. Dikecupnya bibir Bi Minah dengan romantis, lalu mereka pun ciuman lagi dengan dasyatnya.
Begitu pandainya Aghre berciuman sampai Bi Minah bangkit lagi nafsunya, dan dia menjadi lebih bersemangat dan liar. Diciumnya bibir Aghre dengan buas dan tangannya menggerayangi seluruh tubuh Aghre yang sekarang telentang di hadapannya. Ciumannya terus mengalir bagaikan air, dari bibir turun ke leher dan ke dada Aghre yang bidang. Tangan Bi Minah tidak bosan-bosannya memainkan kemaluan Aghre yang masih tegak menantang, dibelai dan dikocok, sedangkan lidahnya memainkan puting Aghre yang mengeras karena jilatan dan hisapan Bi Minah.
“Ahh.. enak Say.. tangan kamu pintar dan lembut sekali memainkan burungku.. ahh.. iya.. hisap yang kuat Say.. ahh..!”
Lalu ciuman Bi Minah turun lagi ke perut dan pusar Aghre yang kini menjadi sasaran lidahnya. Lidah Bi Minah menari-nari di pusar Aghre dan membuat sensasi tersendiri bagi Aghre.
“Ukhh.. enak sekali.. ohh Sayy.. ahh..!”
Setelah bermain-main di pusar Aghre, ciuman Bi Minah turun lagi, diciuminya bulu-bulu lebat yang tumbuh di daerah terlarang milik Aghre, lalu dikecupnya kepala burung milik Aghre.
“Cup.. mm.. punya kamu bentuknya indah dech Say.., bentuknya sangat pas. Dari batang sampai kepala helm-nya semuanya ukurannya pas, dan urat-urat yang menonjol ini makin membuat burung kamu lebih sexy, bikin aku ingin merasakan nikmatnya burung kamu di dalam kemaluanku Say.. mm..” kata Bi Minah sambil terus menciumi burung Aghre.
“Akhh.. masa sich Say.. kalo gitu cepet hisap dan sedot seperti tadi donk Say..”
“Mmm.., itu bisa di atur.. sekarang kamu santai dan nikmati saja permainan ini.”
Lalu Bi Minah dengan lembut memasukkan batang kemaluan Aghre ke dalam mulutnya, dan lidahnya digesek-gesekkan ke batangnya.
“Akhh.. punyaku lagi diapain Say.. enak sekali rasanya.. uhh..”
Bi Minah tidak memperdulikan lagi ucapan Aghre, sekarang dia hanya ingin memuaskan Aghre yang tadi telah membuat dia melayang-layang kenikmatan. Bi Minah mengulum batang kemaluan Aghre sampai ke pangkalnya, dan menghisap-hisap lembut, lalu disedotnya dengan kuat sampai pipinya kempot dan ditariknya sampai lepas, dan membuat suara “Plop”. Lalu dikulum lagi dan dihisap, lalu disedot dan ditarik sampai berbunyi lagi terus menerus.
“Akhh.. Say.., nikmat sekali.. disedot-sedot seperti itu.. ahh.. lebih kuat lagi Say.. lebih kuat lagi.. ukhh..!” kata Aghre keenakan.
Bi Minah terus melakukan blowjob dengan menghayatinya. Dia menghayati setiap lekuk dan benjolan-benjolan urat yang ada di batang kemaluan Aghre yang membengkak itu. Aghre yang sudah sansumcigat bernafsu tidak mau ketinggalan, tangannya bergerilya dan meremas-remas payudara Bi Minah, dan tangan yang satunya lagi menari-nari di lubang kemaluan Bi Minah yang sudah basah lagi, daging kecil yang menyembul di situ pun tidak ketinggalan dijadikan mainan jari-jarinya. Lalu ditariknya pantat Bi Minah mendekati mulutnya. Bi Minah pun mengerti maksud Aghre, lalU mereka pun membentuk posisi 69 dengan posisi Aghre ada di bawah.
Aghre yang disodori pantat sexy milik Bi Minah dengan bernafsu sekali menjilati, menusuk-nusuk dan menyedot-nyedot kemaluan dan klentitnya, serta jari-jarinya menusuk-nusuk kecil ke dalam lubang pantat Bi Minah. Bi Minah yang dikerjai seperti itu menjadi tambah gila lagi, dia lebih kuat lagi menghisap batang kemaluan Aghre, dan sambil disedot-sedot serta dikocok-kocok.
“Akh.. Sayang enak sekali hisapan kamu.. ahh..!” kata Bi Minah disela-sela kegiatannya.
“Ukhh.. kamu juga hebat, batangku serasa sedang disedot dengan vacum cleaner.. akhh.”
Mereka berdua bagaikan kesetanan saling menghisap dan menyedot sekuat-kuatnya, bagaikan anak kecil yang sedang rebutan menyedot air es. Dan tidak lama kemudian Bi Minah mulai meregang dan mengerang, pantatnya lebih ditekan ke mulut Aghre, sampai-sampai Aghre sulit bernafas karena hidungnya juga tertutup oleh pantat Bi Minah.
“Akhh.. aku hapir sampai Say.. akhh.. aku nggak kuat lagi Say.. hh.. hh.. ahh.. Say aku sampai Sayyhh.. akhh.. akhh..”
Akhirnya Bi Minah mencapai puncak kenikmatan untuk yang kedua kalinya.
Sambil mencercau, Bi Minah yang sedang dilanda kenikmatan itu menyedot penis Aghre sekuat tenaga, sampai-sampai mata Aghre terbelalak ke belakang karena rasa geli-geli nikmat yang dirasakannya melalui batang penis itu.
“Akhh.. Sayy.. sedot terus Sayy.. aku juga mau keluar.. akhh.. aku keluar Sayy.. aku keluarr.. ehh.. hh.. hh..” kata Aghre sambil terus menjilati cairan yang keluar dari lubang kemaluan Bi Minah.
Akhirnya menyemburlah lahar kenikmatan Aghre yang langsung diterima dengan mulut Bi Minah, dan ditelannya.
Belum puas dengan semburan lahar kenikmatan itu, Bi Minah menyedot-nyedot dan menghisap kepala kemaluan Aghre agar lahar kenikmatan itu keluar lagi.
“Akhh.. geli Sayyhh.. hh.. hh.. okhh.. nikmat sekali Say.. okhh..!” kata Aghre keenakan.
Dan akhirnya mereka berdua terkapar dengan nafas masih memburu. Setelah nafas mereka mereda, mereka berhadapan dan saling tersenyum penuh makna, dan Aghre mengecup kening Bi Minah yang dibalas dengan kecupan-kecupan mesra yang berlanjut menjadi ciuman ganas di bibir Aghre. Aghre yang dicium dengan ganas itu bangkit lagi nafsunya, dan batangnya mulai mengeras lagi. Bi Minah kegirangan melihat batang kemaluan Aghre mulai bangkit lagi, langsung disambarnya bantang kemaluan Aghre itu dan dihisap-hisapnya. Aghre juga tidak tinggal diam, dia membelai-belai kemaluan dan klentit Bi Minah yang masih agak basah oleh lendir kenikmatan yang mulai membasahi kemaluan bBi Minah.
Setelah batang kemaluan Aghre berdiri tegak bak tiang bendera, Bi Minah bangkit dan jongkok di hadapan Aghre. Dituntunnya batang kemaluan Aghre ke liang surga dunia milik Bi Minah, dan dengan pelan diturunkannya pantat Bi Minah, sehingga kepala dan batang kemaluan Aghre mulai masuk sedikit demi sedikit, dan menimbulkan sensasi rasa yang nikmat sekali.
“Ahh .. punya kamu enak sekali Say.. walaupun sudah basah tapi rasanya tetap peret.. ahh..” kata Aghre keenakan.
“Mmm.. punya kamu juga enak Say.. besarnya sangat pas, tidak terlalu besar dan tidak kecil, akhh.. punyaku serasa sesak dimasuki milikmu Say.. akhh.. uhh..!” balas Bi Minah memuji batang Aghre, yang menurutnya terasa enak sekali karena tidak terlalu besar yang dapat menyebabkan rasa perih waktu bersenggama dan sesudahnya, tapi juga tidak kecil, sehingga terasa sesak mengisi lubang kenikmatan miliknya.
Setelah masuk semua, Bi Minah diam, tapi diaturnya nafasnya, dan minimbulkan efek empotan-empotan kecil di dalam lubang kemaluannya.
“Mmm.. Say.., punya kamu bisa berdenyut-denyut yach.. mm..” kata Aghre menikmati empotan-empotan kemaluan Bi Minah.
“Enak ngga Say..? Aku pernah diajari sama Cie Mira, biar punyaku bisa berdenyut-denyut.” kata Bi Minah.
Lalu empotan-empotan Bi Minah dikombinasi dengan goyangannya.
“Akhh.. Say.., hh.. enak sekali Say.., oukhh..!” kata Aghre keenakan, sampai matanya merem melek.
Dan Aghre pun tidak tinggal diam, dia mulai melancarkan serangannya. Dia bangkit dan mulai menciumi leher Bi Minah yang ada di hadapannya, leher dan dadanya serta payudara Bi Minah yang bergelantungan diserbunya dengan buas bak harimau yang sedang kelaparan. Digigit-gigitnya buah dada Bi Minah dengan gigitan mesra dan menggairahkan, Membuat Bi Minah juga makin gencar menggoyang dan mengempot pisang kenikmatan Aghre yang sedang ada di dalam lubang surgawinya.
“Ahh.. Say, sedot yang kuat Say hh.. hh.. tetekku disedot yang kuat Say.. ahh.. hh.. gigit Say.. gigit putingnya Say.. akhh.. hh.. ohh.. Say, punya kamu enak sekali yach akhh..!” cercau Bi Minah kesetanan, karena diserbu buah dadanya dengan buas oleh Aghre.
“Akh.. Say.. hh.. goyangan kamu nikmat sekali Say.. ouhkhh.. mm tetek kamu jadi tambah sexy Say, bergelantungan begini.. aemm.. mm.. srupp..” balas Aghre yang tambah semangat karena nafsunya sudah memuncak.
Kemudian Bi Minah bangun dari posisi itu, dan menungging.
“Ayo Say.. hh.. tembak aku.. hh.. dari belakang.. hh.. cepat Say, aku sudah nggak tahan..” pinta Bi Minah pada Aghre yang sedang kebingungan, karena Bi Minah tiba-tiba menarik pantatnya ketika dia sedang keenakan.
“Huh.. awas kau.. aku balas nanti..!” kata Aghre kesal dalam hati.
“Aku datang Sayang.. hh.. aku datang..!” kata Aghre sambil mengatur posisi dan menempelkan pedang tumpul kebanggaannya.
Dipegangnya pantat Bi Minah, dan ditempel-tempelkan, dan digosok-gosokannya kepala pedang itu ke bibir kemaluan yang sudah basah oleh cairan nafsu dan tampak sedikit meleleh keluar dari bibir kemaluan Bi Minah, dan dikendepakannya ke klentit Bi Minah yang sudah membesar saking nafsunya.
“Ayo dong Say.. hh.. hh.. aku udah ngga tahan nih.! Hh.. cepetan masukin batang kamu yang enak itu ke lubangku..!” pinta Bi Minah memelas.
Lalu Aghre mulai menusukkan pedangnya ke dalam lubang kenikmatan Bi Minah. Ditusuknya perlahan-lahan pedangnya memasuki lubang surga duniawi itu melalui pintu kenikmatan.
“Akhh.. punya kamu walaupun sudah basah tapi masih saja terasa peret Say.. akhh.. nikmat sekali..,” kata Aghre menikmati mili demi mili miliknya masuk ke dalam lubang kenikmatan Bi Minah.
“Akh.. punya kamu juga enak Say.. hh.. sesak terasa mengisi kemaluanku.. ahh.. hh..!” balas Bi Minah.
Setelah pedang Aghre masuk semuanya, ditariknya pedang itu sampai batas kepala penis agar terasa mengganjal, dan ditekan lagi sampai kira-kira tiga perempatnya, terus begitu dengan gerakkan yang lembut, sehingga menimbulkan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuh mereka berdua yang merasakannya. Kenikmatan yang tidak pernah didapatkan dari suaminya itu membuat Bi Minah semakin liar dan buas, cercauannya menjadi kian kacau.
“Akhh.. Say.. kemaluan kamu nikmat sekali Say.. hh.. kemaluan kamu oukh.. hh.. membuatku jadi gila saking enaknya.. ahh.. hh.. ss.. mm.. ayo dong Say.. dorong dan hentak yang keras Say.. ss.. hh.. tusuk yang keras biar.. hh.. ss.. kemaluan kamu menusuk sampai ke. ss.. hh.. dalam rahimku Say.. akhh..!” cercau Bi Minah tidak sadar, karena terbawa oleh kenikmatan yang dihantarkan oleh Aghre melalui gerakan erotisnya.
Kemudian Aghre mulai mempercepat gerakan keluar masuk tadi, dan mulai mengganti ritme gerakannya menjadi tiga kali seperti tadi, dan sekali dia hentakkan seluruhnya dengan keras sampai terasa terbentur mengenai dasar lubang kemaluan Bi Minah.
“Ohh.. ohh.. ohh.. akhh.. Sayang.. hh.. nikmat.. ohh.. sekali.. ohh.. tusukan.. ohh.. kamu.. akhh.. Sayang.. hh.. hh..,” kata Bi Minah keenakan.
Tidak terasa, desahan Bi Minah menjadi seirama dengan tusukan Aghre, dan Aghre semakin mempercepat gerakannya. Beberapa saat kemudian, Bi Minah mulai meregang, dan erangannya semakin menjadi-jadi, pertanda dia akan mencapai klimaksnya. Aghre yang sudah tahu Bi Minah akan mencapai klimaksnya dengan tiba-tiba mencabut dengan kasar pedangnya, sehingga membuat Bi Minah kalang kabut dibuatnya.
“Aghre.. hh.. apa yang kamu lakukan Sayang.. hh.. kok kamu cabut kemaluan kamu Say..? Hh.. kamu jangan bikin aku marah Sayang.. hh.. ayo cepat.. kamu masukkan lagi kemaluan kamu itu.. hh.. hh..!” bentak Bi Minah kesal.
Aghre yang dibentak bukannya takut malah cengengesan, dan membuat Bi Minah tambah geram dan liar. Segera ditubruknya badan Aghre dan ditindihnya, dimasukkannya pedang Aghre dengan kasar ke dalam lubang kemaluan miliknya.
“Akhh.. hh.. sekarang kamu rasakan kemarahanku.. hh.. jangan salahkan aku kalo nanti badan kamu ada yang terluka..” kata Bi Minah geram.
Kemudian dia mulai menaik-turunkan pantatnya, dan diputar-putarnya ke kiri dan ke kanan secara acak. Karena Bi Minah memang sudah hampir klimaks, maka tidak lama kemudian Bi Minah mendapatkan klimaksnya dengan dasyat, bahkan lebih dasyat dari sebelumnya, mungkin karena tadi tertahan oleh ulah Aghre yang memang disengaja agar Bi Minah tersayangnya itu mendapatkan multi orgasme.
Dan Bi Minah yang sedang mendapatkan klimaksnya, secara tidak sadar dia mencakar-cakar badan Aghre, dan kemudian dia menindih tubuh Aghre sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, kemudian bibirnya menciumi bibir Aghre dengan ganas serta tangannya menjambaki rambut, menggerayangi, dan mencakar semua tubuh Aghre yang dapat dipegang dan dicakar. Aghre juga mengalami sensasi rasa kenikmatan yang berbeda dan dasyat yang membuat dia merasakan gejolak birahi yang semakin tinggi, dan merasakan ada sesuatu yang ingin meledak dan keluar dari dalam tubuhnya melalui pedang mustikanya.
“Mmm.. Say.. mm.. Say.. mm.. aku juga mm.. mau.. mm.. keluar Say.. mm.. hmm.. hmm..” cercau Aghre yang akan mendapatkan puncak kenikmatannya.
Tiba-tiba Aghre memeluk erat tubuh Bi Minah, dan memutar-balikkan tubuh mereka sehingga tubuh Bi Minah sekarang ada di bawah, dan melepaskan ciumannya serta bagaikan orang kesetanan tubuh Aghre tidak dapat berhenti bergetar, bergoyang, dan menghentak-hentakkan pantatnya agar tusukan-tusukan pedangnya selalu membentur mengenai dasar lubang kemaluan Bi Minah.
“Akhh.. hh.. aku keluar Say.. hh. hh.. akhh.. akhh.. akhh.. akhhmm..!” kata Aghre yang kemudian tiba-tiba melahap semua buah dada Bi Minah, dan disedot-sedotnya dengan kencang payudara dan puting Bi Minah dengan buas dan liar.
Sedotan-sedotan dan disertai gigitan-gigitan liar itu membuat Bi Minah tidak henti-hentinya merasakan klimaksnya yang datang secara bertubi-tubi. Bi Minah yang tadinya hanya telentang pasrah dan menikmati klimaksnya menjadi beringas dan liar, punggung Aghre dicakar-cakar dan rambutnya dijambak-jambak saking gemasnya.
“Akhh.. Say.. hh.. kamu sungguh pintar dan hebat.. akhh.. akhh.. akhh..!” cercau Bi Minah.
Aghre hanya diam dan menikmati datangnya klimaks yang akan dia rasakan.
“Akhh.. aku sudah ngga tahan Say.. akhh.. akhh.. !” seru Aghre yang kemudian diikuti dengan semburan lahar ke dalam lubang kemaluan Bi Minah.
“Henghh.. enghh.. enghh.. oukhh.. nikmat sekali rasanya.. ahh..!” cercau Aghre sambil terus masih menyemprotkan laharnya sambil terus menusuk-nusukkan batangnya.
“Akhh Say.. hh.. aku dapet lagi Say.. ahh.. hh.. kamu betul-betul hebat dan pintar.. hh.. hh..!” kata Bi Minah ketika mendapatkan klimaksnya lagi.
Kemudian mereka berdua akhirnya terdiam dengan nafas yang memburu. Lalu Bi Minah mendorong tubuh Aghre hingga Aghre bergulir ke sampingnya dan telentang. Disapu dengan bersihnya batang dan kepala kemaluan Aghre yang masih basah oleh air mani yang bercampur dengan cairan miliknya.
“Hmm.. rasanya.. hh.. enak sekali punya kamu ini.. hh.. Say.. mm.. srupp.. mm..” kata Bi Minah sambil menjilati dan menyedot batang kemaluan Aghre sampai bersih.
Aghre juga tidak mau ketinggalan, ditariknya pantat sexy milik Bi Minah, dan langsung mulut dan lidahnya menyedot dan menjilati kemaluan Bi Minah yang juga basah oleh air mani dan cairan mereka berdua.
“Srupp.. mm.. punya kamu.. hh.. juga enak rasanya.. srupp.. mm..!” balas Aghre.
Setelah saling membersihkan, akhirnya mereka telentang dan memejamkan mata sambil mengatur nafas yang masih memburu sambil membanyangkan kenikmatan yang baru saja mereka rasakan dan akhirnya mereka berdua tertidur. Bi Minah membuka mata, dan melihat Aghre yang masih tertidur di sampingnya, kemudian dia bangun dan mengenakan pakaian yang berserakan di lantai. Tidak lama kemudian Aghre membuka matanya, dan melihat Bi Minah sedang mengenakan pakaiannya sambil tersenyum kepadanya.Bi Minah lalu menghampiri Aghre, ” Makasih ya Sayang, tadi itu benar-benar hebat. Sampai sekarang pun aku masih mengingat dan menginginkannya lagi..” kata Bi Minah.
Kemudian dia mengecup kening, pipi, dan bibir Aghre.
“Nanti lagi yach..! Mmuuaahh..,” kata Bi Minah sambil mengerlingkan matanya.
“Tentu Sayang.., kapan saja kamu mau aku akan selalu siap untukmu.. mmuuaahh..!” balas Aghre dengan senyum manis.
Bi Minah keluar dari kamarnya setelah kepalanya melihat ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar dari kamar Aghre.
Setelah Bi Minah keluar, Aghre membaringkan badannya yang masih terasa penat setelah bercinta cukup lama dengan Bi Minah, dan memejamkan matanya.
“Ahh.. betapa indahnya bercinta dengan Bi Minah tersayang..,” pikir Aghre lagi.
Tidak lama kemudian dia pun tertidur dengan pulas sambil tersenyum.
Tamat
No comments:
Post a Comment