Diangkat Dari Kisah Nyata,Hantu ikutan sholat
pengalaman seorang teman saya waktu jaman SMA dulu, beliaubernama Ekalandung. peristiwanyaterjadi ditahun 1998.Waktu itu Eka masih kuliah disalah satu Universitas diJogjakarta (UPN), seperti biasa setiap hari sabtu pagi, Eka dengan Honda GL Pronya solo riding dari Jogja keSemarang untuk menemui kekasihnya didaerah Semarang. Dan malamnya selalu langsung pulang kejogja. Temen saya ini termasuk mahasiswa yang budiman, disamping tidak nakal juga rajin belajar serta setiap apeltidak mau menginap walau sipemilik kos-kosan sudah menawarinya menginap (tentu dikamar yang lain bukan sekamar dengan pacarnya rute yang biasa dilewati eka adalah jogja-Magelang-secang-Ambarawa-Ungaran-semarang.Suatu ketika setelah Eka mengunjungi kekasihnya disemarang, dia benar-benar kemalaman. Biasanya jam sembilansudah pulang, Eka pulang terlalu malam. Start dari Semarang jam 12 malam. Eka nekat melewati jalur yang konon kalau malam penuh dengan aura mistis, …Jalur antara Ambarawa hingga Secang, lampu penerangan jalannya masih kurang dan sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Karena jalanan sepi dan malam hari, eka memacu Honda GL pronya dikecepatan antara 70-80 km/jam. Oh..iya eka membawa tas ransel tapi dicangklong didepan (dada) agar dada terlindung dari hempasan angin.Memasuki jalan Semarang – Temanggung sekitar jam 1 malam..suasana gelap gulita, sepi senyap dan dikiri kanan jalan banyak pohon-pohon (seperti hutan rimba).. dan hawanya dingin menusuk tulang.Ditengah jalan tiba-tiba terdengar suara seperti seng jatuh yang terseret…sreng..sreng..sreng… Reflek Eka mengerem motornya dan berhenti dipinggiran jalan nansepi (mesin motor dan lampu masihmenyala)Eka masih diatas motor dan check plat nomer belakang… “wah..plat nomornya jatuh..”eka mau membelokkan motornya kekiri bermaksud balik arah untuk mencari plat nomor yang jatuh.. baru membelokkan setang kekiri..tiba-tiba terdengar suara dari samping kiri agak belakang “nggole’i iki mas?” (Mencari ini mas?) dan karna keadaan gelap gulita, dan suara itu datangnya dari samping kiri belakang, maka eka tidak bisa melihat dengan jelas “sesuatu” yang berbicara itu..hanya terlihat tinggi besar dan memakai kain sarung yang dicangklongkan dipundak kanan..tiba-tiba tangan dari “sesuatu” yang bicara itu menyodorkan plat nomer ke Eka. Eka langsung menerima plat nomer tersebut dengan tangan kanan dan segera memasukkan plat nomer itu kedalam tas yang ditaruh didada. saat eka menerimadan membuka resletting tas untukmemasukkan plat nomer..terlintas dibenak eka.. “Orang itu kok jari-jarinya gede bener..segede pisang ambon dan hitam berbulu.Poto Ilustrasinamun eka belum sadar kalau yangberbicara itu “sesuatu lelmbut”..Eka turun dari motor, bermaksud mau mengucapkan terima kasih.. “Pak?.. pak?..” Lho yang dipanggil-panggil kok nggak ada.. tengak-tengok sekeliling hanya ada kegelapan malam..Mulai muncul perasaan takut, badan merinding, dalam hati eka berkata“jangan-jangan ini genderuwo penunggu hutan ini, atau arwah penasaran korban kecelakaan”…Hhiiii.. Eka langsung loncat naik keatas motornya dan langsung ngibriiitt… sepanjang jalan eka nggak berhenti, padahal biasanya kalau pas nggak ketemu “lelmbut” Eka slalu berhenti disecang untuk makan. Eka terus memacu motornya sambil harap-harap cemas “tadi yang dimasukkan kedalam tas, plat nomer beneran apa bukan ya?”. Akhirnya Jam 3 pagi sampai juga Eka ditempat kosnya. Setelah masuk kamar kos..pelan-pelan eka membuka tasnya…daan… Ternyataplat nomer beneran.. Eka nggak bisa tidur sampai pagi, karena kuatir “lelembut” tadi ngikut sampai kos
Alas Angker
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Makhluk gaib di Situs yang berupa alas ini berada di desa Krendhowahono , kec.GondangrejoKaranganyar atau tepatnya 20 km dari Keraton Surakarta sebelah utara. Atau tepatnya lagidi jalan Solo-Purwodadi,dari arah Solo melewati polsek Gondang rejodisebelah kanan persis sebelum terminal belok kekanan kurang lebih 2 km dan selatan( kanan ) jalan akan menemukan gapura yang bertuliskan alas Krendhowahono.Meski berbentuk alas dan terlihatsepi namun disini Istana jin, kalau kita bisa menerawang di hutan ini penuh sekalimakhluk gaibberujudmanusia namun mereka membisu semua. Jika anda berada di alas ini jangan sekali kali kencing sembarangan atau berbuat asusila. Penguasa tertinggi di alasini dalam mitosnya bernama Bathari Kaluyawarti (Betari Durga ) . Dalam sejarah pewayanganMakluk gaibini diyakini sebagai dewa yang berujud wanita cantik namun karena kutukan akhirnya menjadi raksasa wanita. Jin inilah diyakini penguasa gaib yang menjaga keamanan Keraton Solo khususnya bagian utara sedang bagian selatan adalah ratu Kidul. Salah satu tempat terasa magis yaitul adanya pepunden Di punden yang bertangga ini selalu ada bekas-bekas sesaji dan dupa .Disini ada pohon besar jenis beringin putih yang diyakini tempat bersemayamnya Betari Durga. Dipunden inilah dipakai banyak orang untuk mencari berkah dengan cara tirakat , bersemadi ,atau mencari ilmu kesaktian. Termasuk adat keratonyang masih dilestarikan dan dilakukan sampai sekarang ini adalah ritual Mahesa Lawung yang dilakukan setiap Bulan Suro.Ritual ini mempersembahkan sesaji berupa ayam panggang ( ingkung ), Kelapa muda,nasi putih,bunga 7 jenis, aneka serangga dan kepala kerbau untuk dilarung dengan cara dipendam di punden ini. Seperti yang dialami Pak Sukardi yang sering mengikuti ritual keraton inimengatakan saat ritual suasana hening sekali begitu setelah sesajididoakan biasanya datang sinar seperti pantulan kaca yang mengenai sesaji dan setelah itu muncul bau anyir ( amis ) seperti darah orang mati. Ini menandakansemua sesaji dan persembahannya telah diterima sang penguasa di situs ini.Setelah punden anda turun lagi melewati bangsal maka bertemu dengan sendang Shina. Sendang ini tempat bersuci atau mandi untuk para pengunjung yang inginbertapa atau semadi. Kamipun berusaha memotretnya namun tidak jadi sama sekali. Air sendang ini mitosnya diyakini mempunyai banyak barokah tergantung keinginan permintaanpengunjung. Beberapa pengunjung sengaja mengambil air untuk dibawa pulang. Biasanyadicampurkan ke air sumur dan dipakai mandi bahkan ada yang diminum untuk mengobati penyakit.Setelah sendang ini ada sebuah rumah yang disitu ada batu yang disebut Selo Gilang. Dalam sejarahnya di Selo gilang atau Batu Gilang ini menjadi tempat berkumpulnya Raja keraton Pakubuwono VI dengan Pangeran Diponegoro untuk membicarakan strategi dalam memerangi penjajajah ( Belanda).Situs ini memang banyak menyimpan sejarah khususnya untuk para Raja keraton yang sering bertapa di tempat ini sebagai tempat komunikasi denganmahluk gaibserta memecahkan masalah negara bagipemimpin negara.Mitos yang tersebar juga membuktikan bahwa di alas Krenhowahono ini pusat pusaka, beribu-ribu pusaka ada di alas ini.Siapa yang membutuhkan bisa mengambilnya tapi mestinya dengan cara-cara tertentu seperti bertapa atau semadi ( istilah Keraton : Patrapan ) . Percaya dan tidak percaya silahkan mampir rasakan suasana magisnya.
Diculik Wewe Gombel
cerita ini kisah dari tetangga saya yang katanya pernah diculik wewe gombel.
terjadi sekitar 20 tahun yang lalu dan sekarang ini korban usianya sudah sekitar 55 tahun dan terkesan tidak mau menceritakan apa saja yang terjadi saat dia diculik. sampai sekarang hanya sedikit sekali yang dia ceritakan karena selalu menghindar waktu ditanyakan.
jadi yang saya ceritakan ada 2 versi, yaitu versi korban dan versi saksi.
ceritanya begini.
sumber: korban
saat itu menjelang magrib korban bertengkar dengan suaminya, karena kesal si korban hendak pergi ke rumah orang tuanya di desa sebelah yang berjarak sekitar 1 kilo meter.
sekitar 15 menit berjalan si korban sampai ke rumah orang-tuanya. tetapi ada yang aneh, si korban bercerita bahwa kedua orang-tuanya hanya diam saja tanpa ada respon apa-apa. padahal saat itu si korban dalam keadaan menangis. tapi karena merasa aman berada dirumah orang tuanya si korban santai saja dan menginap hingga 2 hari disana (kurang jelas apakah si korban sempat makan/minum selagi berada disitu).
pada malam ketiga sekitar pukul 21.45 si korban mendengar banyak warga desa yang memanggil-manggil namanya. tentu saja dia merasa aneh kenapa warga desa berteriak memanggil namanya padahal dia berada di rumah orang-tuanya sendiri. tetapi dia terkejut saat melihat semua warga desa berada di dalam kamarnya dan suaminya langsung menarik tangan korban dan mengajaknya pulang.
sumber : saksi-saksi
karena masih kesal si suami membiarkan saja istrinya yang pergi dari rumah. dia berfikir bahwa istrinya pergi ke rumah orang tuanya yang letaknya memang tidak jauh dari rumah mereka.
setelah 2 hari sang istri pergi, dia mulai mencemaskan keadaan istrinya dan langsung pergi ke rumah orang tua istri untuk menjemputnya pulang. betapa kagetnya dia waktu sudah sampai dirumah orang tua sang istri ternyata istrinya tidak berada disana. dia langsung panik dan dengan dibantu beberapa warga desa (salah satunya kakek saya) langsung mencari keberadaan korban.
saat itu belum ada jalan raya di kampung saya, dan akses untuk keluar kota hanya bisa ditempuh jika berjalan kaki sejauh 17 kilo meter ke jalan raya untuk pergi keluar kota, dan tidak mungkin sang istri pergi keluar kota tanpa membawa uang sepeserpun.
sang suami dan beberapa warga desa langsung pergi mencari korban ke hutan-hutan disekitar desa. sampai malam tiba si korban belum ditemukan dan warga pun berfikir bahwa korban telah meninggal di tengah hutan. setelah berjam-jam mencari hingga ke pelosok hutan akhirnya sang istri ditemukan berada di hutan yang tak jauh dari rumah mereka berdua dalam keadaan duduk diatas pohon asem liar yang tidak seberapa besar. sang suami langsung memanjat dan menyuruh istrinya untuk turun, tapi sang istri hanya diam saja dengan tatapan kosong. dengan sedikit paksaan akhirnya warga desa behasil menurunkan dan membawa pulang korban.
sesampainya dirumah, suami langsung meminta bantuan beberapa kiyai setempat untuk mendoakan sang istri. setelah beberapa jam didoakan akhirnya sang istri jatuh pingsan.
keesokan paginya setelah satu malam full didoakan sang istri terbangun dan langsung menangis sejadi-jadinya dan hingga saat ini enggan menceritakan apa saja yang terjadi. tapi menurut kiyai setempat memang dia diculik oleh mahluk halus.
Dipindahkan Jin ke Kolam
Imaduddin, seorang yang pernah nyantri di sebuah pondok pesantren salafiyah di Jawa Timur, menuturkan kisahnya kepada saya. Berikut saya ringkaskan untuk para sahabat:
Peristiwanya terjadi di tahun 2003 silam. Waktu itu saya sedang dalam perjalanan dan kebetulan kehabisan ongkos. Ya, namanya saja santri. Kondisi keungannya memang selalu saja cekak.
Karena kemalaman, saya dan dua orang teman sesama santri memutuskan untuk nginap di sebuah musholla kecil yang ada di sebuah desa yang terletak di jalan antara Pasuran dan Surabaya.
Mulanya kami bertiga hanya tidur di teras musholla. Kira-kira pukul setengah dua dinihari, kami pindah ke dalam, soalnya di luar udara sangat dingin menggigit persendian. Salah seorang temanku, Idham namanya, tidur di tempat pengimaman. Waktu itu, aku dan Ramli, teman yang santri yang satunya lagi, memang tidak begitu memperhatikannya, sebab mungkin karena kami mengantuk berat, jadi tidak sempat lagi mengingatkan Idham agar jangan tidur di tempat pengimaman.
Walhasil, aku dan Ramli bangun pukul setengah lima pagi, dan kami tidak melihat Idham. Namun sekali lagi, kami masih belum sepenuhnya sadar bahwa Idham hilang. Baru sehabis sholat subuh, kami sadar kalau Idham tidak ada. Ah, kami pikir mungkin dia sedang mencari makanan untuk sekedar mengganjal perut.
Tapi celakanya, sampai pukul 6 pagi itu Idham tak juga muncul. Ketika itu kebetulan ada seorang ibu yang ingin memandikan anaknya di kamar mandi mushola tersebut. Ibu ini tiba-tiba menjerit histeris sambil menunjuk-nunjuk ke kamar mandi.
Aku dan Ramli kaget, sebab sejak berada di mushola itu kami memang tidak tahu ada kamar mandinya. Mendengar jeritan ibu itu, apalagi dia mengatakan ada mayat, kami pun bergegas menghampirinya. Astaga! Aku kaget bukan kepalang. Antara takut dan sulit percaya, kulihat tubuh Idham tergeletak di bak mandi, dengan kepalanya masih nongol di luar. Anehnya, meski posisinya seperti itu Idham masih tidur pulas. Bahkan, seolah-olah dia sama sekali tidak mendengar kegaduhan yang terjadi.
Setelah aku dan Ramli berusaha membangunkannya dengan menggoyang-goyang tubuhnya, Idham akhirnya bangun juga. Dengan santainya ia keluar dari bak mandi. Dia benar-benar seperti orang bingung dan sedikit bego.
Ketika aku ceritakan apa yang terjadi dengan dirinya, Idham pun mendadak ketakutan. Dia kemudian menceritakan kalau semalam setelah dirinya pindah tidur ke pengimaman, dia mimpi ada seorang tinggi besar melarangnya tidur di situ. Karena membandel, orang itu kemudian melemparkan tubuhnya.
"Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Cuma aku merasa dingin sekali, tapi sekujur tubuhku terasa kaku dan sakit," cerita Idham. Mungkin, perasaan ini terjadi karena ia tidur di dalam bak mandi yang masih berisi sedikit air.
Menurut cerita salah seorang sesepuh di lingkungan musholla itu, dikatakan bahwa musholla itu termasuk bangunan tua yang ada penunggunya. Dia menyebutkan bahwa Idham kemungkinan besar dipindahkan tidurnya oleh Jin Muslim yang ada di musholla itu karena dia tidur di tempat imam. Sang sesepuh pun mengaku sering merasa kalau tadarus malam-malam di musholla, kerap ada yang mengikuti bacaannya.
"Pernah suatu malam, saya sholat Isya, waktu itu sudah jam 11 malam. Ketika saya membaca Al-Fatihah, ada yang jawab amin di belakang saya. Padahal waktu itu saya sholat sendirian. Mungkin itu adalah bangsa jin yang ikut jadi makmum,"
No comments:
Post a Comment