"Dia" adalah alasan mengapa tiba-tiba aku berubah menjadi seperti bukan diriku
Aku ingin menghindari pertemuan ini sebisa mungkin, tapi sayang nya aku terlalu rindu saat satu hari tak melihat wajah, senyum, dan suara nya. Ini kali ketiga aku mencoba menahan emosi ku yang meluap-luap saat bertemu dengan dia. Bukan nya aku marah, ini lebih ke salah tingkah, perasaan senang yang tak bisa ku kontrol. Dan akhirnya aku memecahkan, merusak atau menjatuhkan barang lagi. Harus ku akui, Aku menyukai dia.
"Dia" adalah alasan mengapa tiba-tiba aku berubah menjadi seperti bukan diriku. Aku itu orang yang tenang, memiliki selera makan yang cukup kuat, dan sedikit tomboy. Namun saat bertemu dengannya kau mungkin tidak akan bisa menemukan karakter itu dalam diriku. Aku mengenalnya dari aplikasi sosial media Facebook yang ternyata merupakan tetangga ku agak jauh. Saat pertama kali aku mengenal seorang anak laki-laki, aku berharap banyak akan bisa bermain sepak bola dengannya, atau melakukan kegiatan yang menyenangkan. Sayangnya, dia lebih dewasa dari yang aku bayangkan dan jarak usia kami selisih 3tahun. Aku agak sungkan jika harus mengajaknya bermain permainan yang aku rencanakan. Aku berpikir akan kurang menyenangkan ketika kamu bermain dengan orang yang lebih tua. Menurutku dia tidak terlalu menarik, namun entah kenapa saat mulai terbiasa mengenalnya, dari sana aku mulai merasa menyukai dia.
Ah iya, aku sudah dua kali memecahkan gelas kaca di rumahnya saat aku diajak makan siang dengan ibu nya. Dan ini yang ketiga kali aku diundang untuk makan siang. Mungkin karena jengkel aku sudah dua kali memecahkan gelas, dia tidak memberiku gelas kaca lagi namun gelas plastik.
"Nih, pake gelas plastik aja. Biar gak mecahin gelas lagi!", dia menyodorkan gelas plastik yang terisi air.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
Aku hanya menjawab dia dengan senyum setengah tertawa. Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa mengontrol rasa senang ku atau berhenti melihatnya sehingga aku tak fokus dengan apa yang ada di sekitar, termasuk gelas kaca yang kupecahkan kemarin.
Dan satu lagi, entah kenapa aku merasa kenyang sebelum makananku habis saat makan di rumah ini. Dia juga jengkel karena hal itu. Sumpah, aku sudah mengosongkan perutku agar bisa makan di rumah dia, aku sudah mempunyai nafsu yang kuat dalam anganku, tapi saat aku makan disini dengan nya, aku tidak sanggup menghabiskan lagi dan mendadak aku kenyang.
Dan kau tahu?Untuk yang pertama kalinya aku merasakan detak jantungku memburu saat aku membaca pesan singkat dari nya, yang mengatakan bahwa dia menyukai ku. Oh ya! Aku juga menyukai dia! Karena senangnya aku tidak sempat membalas pesan singkat itu, lalu dia mengirimkan pesan singkat kedua
"Aku suka kamu. Mau gak jadi pacar ku?"
Deg
Rasanya dadaku tertekan, kabar yang sungguh mengejutkan, pengakuan rasa dari orang yang aku sukai sudah sangat membahagiakan. Dan terlebih lagi sekarang dia mengajakku berpacaran. Bagaimana ini? Aku berpikir keras bagaimana aku membalas pesannya. Apa yang harus ku katakan padanya saat kita bertemu lagi. Apa yang harus ku lakukan?
.
.
"Aku gak bisa, Ozi. Maaf"
***
Aku menghindari bertemu dengan nya 2 minggu setelah pengakuan rasa itu, namun kami masih tetap berkirim pesan singkat seperti biasa. Aku ingin tetap seperti ini, aku juga sedang mengontrol hatiku untuk tetap tenang saat bertemu dengan nya nanti. Perasaan bahagia karena disukai oleh dia masih aku rasakan. Aku sangat bersyukur bisa mengenal nya, dan rupanya dia mengerti aku. Awalnya dia menghilang selama 2hari saat aku menolak permintaan untuk menjadi pacarnya, dan itu membuatku merasa bersalah. Dan dia juga tidak menanyakan alasanku. Tapi setelah itu dia mengirimkan pesan singkat bahwa dia sedang sibuk sampai tak bisa mengirimi ku pesan.
Aku diundang untuk main ke rumah nya lagi, dan aku selalu mengalihkan pembicaraan. Aku belum siap bertemu dan selama seminggu ini dia tidak pernah memaksaku lagi untuk berkunjung.
*dering pesan* di ponsel ku.
"OZI :*"
Baru saja ku pikirkan, dan dia mengirimiku pesan singkat lagi. Aku membuka pesan singkat dari nya
"Hei, aku berpacaran dengan Anis"
.
.
Seketika aku menjatuhkan ponsel ku di kasur. Tanganku membeku, mulutku menganga tak percaya. Hatiku mencelus, sakit. Aku ingin berteriak, namun suaraku tercekat. Mengapa terasa sangat menyakitkan?
Oh tuhan. Aku tak bisa marah padanya. Ini juga salahku. Tapi hati ku terus menerus aahh.
Apa kau tahu bahwa aku juga sangat menyukai mu? Andai kau tahu alasanku? Atau apakah kau sudah tahu? Apa kau tahu? Coba saja aku mengerti lebih awal, apa yang hatiku inginkan. Aku kecewa padamu, tapi aku lebih kecewa kepada diriku sendiri.
No comments:
Post a Comment