Kembalikan Lah Mantan Pada Tempatnya - Cewek Hot - Cewek Panas - Cewek Indonesia - Cewek Abg Plus - Pijit Plus

Breaking

Home Top Ad


Post Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, June 15, 2018

Kembalikan Lah Mantan Pada Tempatnya


http://detikabg.blogspot.com/


Saat pandangan pertama, tepat pada saat aku merasakan getaran yang kau getarkan tepat pada jantung hatiku. Sinar matamu yang indah kau pancarkan tepat pada bola mataku. Aku Disya, ya namaku. Saat itu,,

Kesiangan, ya kesiangan sudah menjadi rutinitasku datang ke sekolah dan duduk di kelas XIA2 dengan waktu yang relatif siang. Ya, walau ga siang-siang amat sih.

Waktu itu, aku lari-lari setengah mati, keringatku bersatu dengan perasaan yang dag dig dug tak menentu. Satu hal yang membuatku seperti itu, yaitu kesiangan. Di koridor sekolah terdengar hentakan kakiku yang berusaha menghambat waktu. Usahaku sia-sia saat aku tabrakan dengan seorang laki-laki yang entah siapa dan dari mana dia berasal. Tapi yang pasti dia datang dari arah yang berlawanan denganku. Aku tak tau pasti akan hal itu, karena di sepanjang jalan, aku hanya melirik jam di tanganku.
Braaaaaak, suasana tabrakan itu memecahkan suasana koridor Sekolah yang hening.

Aku melirik sinis, buku yang aku peluk berhamburan kemana-mana. “Kalau jalan pake mata dong” hentakku kesal.

“Mata? Gue jalan pake kaki..” ucapnya kesal dan sinis. Aku tatap matanya dalam. Aku kaget karena yang tengah berdiri di hadapanku kini adalah seorang Angga, pemain Basket terpopuler di sekolahku. Sepertinya aku mulai malu dengan sikapku yang terbilang ga sopan. Tapi semua itu rasanya telah terlambat. Ya sudah, aku beranikan saja diriku untuk menentangnya.

“Nyolot lagi” kataku memberanikan diri melontarkan kata-kata itu kepada pemain Basket terpopuler ini. Pasalnya aku juga tambah kesal karena buku ku yang berhamburan, tak ada hasrat sedikitpun darinya untuk menolongku membereskannya.

“Nyolot? Heh, gue tanya, yang lari-lari ga jelas tuh siapa? Hah?” pertanyaannnya simple tapi mampu membuat nyaliku menciut seketika dan tak berdaya aku malu dibuatnya. Aku sadar dari pertanyaannya itu memojokanku bahwa memang aku yang salah akan hal yang terjadi ini. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Setelah ku lirik jam di tanganku, tak terasa sudah pukul 7.35. Gawaaat, gara-gara cowok ini aku jadi makin kesiangan pikirku. Aku lekas berlari dengan ekspresi wajah tanpa dosa. Terdengar suaranya yang memanggilku engan sebutan kata “GILA”. Tak aku perdulikan suaranya. Aku hanya membalasnya dengan juluran lidahku “Bleee” kataku dan lekas pergi menuju kelas.







Entah dari mana rasa itu muncul. Rasa yang aneh terasa di relung jiwaku. Sangat sulit untukku artikan rasa ini. Malam, sangat sulit ku memejamkan mataku, yang ada hanya bayangan-bayangan semu yang hadir dalam pelukan hangat mimpiku. Tak menentu. Aneh, sedang menyatu dalam otak dan pikiranku kini. Senang dan kesal karena seorang Angga. Orang cuek yang mampu mencairkan hati ini dari trauma cowok saat dulu. Beban berat yang ku rasa kini hanya beban pikiranku akan Angga.

Terasa banyak teroran yang masuk ke dalam telepon genggamku. Entah siapa, aku tak bisa menebaknya. Hanya ribuan pertanyaan yang membaur dalam memori otakku kini. Siapa dan siapa orang yang setiap detik menggangguku. Kata-kata mutiara dan perhatian yang amat sangat membuat hati dan hidung ini tak karuan. Semakin hari, SMS itu semakin membuatku penasaran. Berkali-kali aku tanya siapa dirinya, dia hanya menjawab “First Time”. Aku sama sekali tidak mengerti dengan jawabannya.

***

Sore ini aku memilih untuk bersantai ria di bawah langit sore. Tepatnya aku duduk di bawah ayunan taman yang berada di kompleks rumahku. Suasananya indah, cukup sepi. Tak seperti biasanya, banyak anak-anak yang bermain-main disitu. Tapi sekarang hanya ada beberapa anak saja. Inilah waktu yang tepat untuk menenangkan pikirnku yang lelah. Ku pejamkan mataku sembari menikmati lagu-lagu klasik yang membuatku terbuai olehnya. Khayalku seolah melayang. Ku mendekap angan-anganku yang kian tumbuh hangat dalam hangatnya cinta. Pejaman mataku membuatku tak sadar akan apa yang terjadi di sekitarku, tawa canda anak-anak di sekitarku ini. Yang ada hanya bayangan cowok pemain Basket populer.

Khayalku seolah membuyar ketika ku dengar dering SMS yang masuk ke dalam handphoneku. Segera ku buka.. seseorang yang selalu menerorku rupanya.
Tanpa Nama
Lo penasaran gue siapa?

Disya
Y

Tanpa Nama
Temuin gue besok di taman kota jam 16.00.

Aku tak menjawab SMSnya lagi. Bagiku jelas, tanpa basa basi besok aku harus datang ke Taman Kota untuk menjawab semua pertanyaanku.

***

“Tim Basket SMA kita akan berlaga pada ajang pertandingan Basket SE-JAWA-BALI” itulah kata-kata yang ku dengar dari speaker yang berada di kelasku, istilahnya “Pagging”. Mendengar akan hal itu, aku menghentikan aktifitas tanganku yang sedang menulis.

“Berarti, sekarang dia maen dong, moga kamu menang ya Angga” do’aku dalam hati. Segera aku melanjutkan kegiatan menulisku.

Di lapang, aku melihat rombongan Tim Basket menuju keluar gerbang. Sepertinya mereka bersiap untuk berlaga dalam pertaningan nanti. Pagi sekali aku pikir, saat jam istirahat, 10.15. mataku dan mata Angga bertumpu pada satu titik fokus. Aku mencoba tersenyum ramah, lalu dia? Hanya memalingkan mukanya!






Hari ini hatiku sangat senang, tepat pukul 14.00 aku mendapat berita bahwa Sekolahku menang tanding Basket. Hari ini pula aku akan bertemu dengan pengagum rahasiaku tepat pukul 16.00 di Taman Kota.

***

Entah berapa lama aku harus menunggu disini. Semakin detik terasa semakin cepat untukku. Semakin sore tampaknya. Tapi, belum ada tanda-tanda seseorang yang menghampiriku. Handphoneku berdering, dengan seyakin-yakinnya aku angkat teleponnya.

“Hallo” sapaku

“Hallo,” sapanya balik “Maaf, tolong secepatnya anda lekas menuju Rumah Sakit Cempaka, ruang 6 Kacapiring” suara khas ngebass laki-laki di ujung sana. Teleponnya terputus sebelum ku jawab. Aku penasaran dan bingung dengan semua ini.

Aku segera menuju Rumah Sakit tersebut yang kebetulan jaraknya tak jauh dari tempatku menunggu. Segera ku berlari memasuki Rumah Sakit tersebut setelah aku turun dari taxi yang aku tumpangi. Aku ketuk pintu ruang Kacapiring no 6. Dan apa yang ku lihat? Seorang pasien yang tertutup kain, dan disebelahnya ada seorang laki-laki yang tak aku kenal. Pria berumur 3 tahun lebih tua dariku.

“Anda siapa?” tanyaku

“Saya hanya menolong orang ini. Dan saat saya tanya siapa keluarganya yang harus saya hubungi, dia hanya meminta saya untuk menghubungi seseorang yang bernama “First Time” di kontaknya. Selain itu, dia memintaku untuk memberikan bungkusan ini untuknya. Dan yang aku lihat, dia juga sempat menulis sebuah surat untuknya pula, untuk Disya katanya” jelasnya panjang lebar lalu menyerahkan bingkisan serta surat padaku. Dia pergi meninggalkan ruangan itu. Kini hanya aku dan seorang yang masih terbungkuskan kain di ruangan ini. Aku masih enggan untuk melihat dan membuka kain tersebut. Nyaliku kalah rasanya. Ku buka bingkisan itu dengan perlahan, ku lihat sekotak cokelat ditemani setangkai bunga mawar merah tanpa duri. Sepertinya dia telaten untuk membersihkan mawar itu dari duri-durinya. Lalu ku buka suratnya,,

Dear, Disya..

Disya, sebenarnya tanganku ini tak mampu menahan lagi hasrat untuk memberikan bingkisan ini untukmu. Bibir ini mencair untuk ucapkan sebuah kata cinta untukmu. Tapi, apa mungkin? Apa mungkin ku dapat lakukan itu semua di saat nafas ini terengah? Saat ragaku lemah dan tak mampu bergerak? Saat mulutku membeku seketika. Bagaimanapun caranya, aku ingin kau menerima bingkisan ini walau dari tangan yang berbeda. Sekali lagi maaf telah bersembunyi dari kemelut perasaan yang tertunda. Maaf pula, aku tak dapat menemuimu di tempat yang ku janjikan..
First Time
Anggaaa
Angga

Surat itu terjatuh dari tanganku. Seolah mimpi menghampiriku saat ku lihat nama yang tertera di bawah tanda tangan itu, Angga. Bingkisan yang ku genggam pun ikut terjatuh. Ternyata, julukan First Time adalah seseorang yang juga aku sayang. Fisrt Time karena kami pertama bertemu.

Hatiku yang penasaran mencoba mengembalikan nyali yang koyak dan menciut. Ku coba buka kain yang mentupi seseorang di ranjang itu. Dan apa kini yang tengah ku lihat? Ku lihat dengan jelas paras seorang cowok tepat pada saat bertemu dan bertabrakan di koridor sekolah. Seorang pemain basket terpopuler yang bernomor punggung 5. Angga, ya itu adalah Angga. Tak kuasa ku menahan tangis yang siap membanjiri ruangan ini. Seorang yang terbujur kaku di hadapanku ini adalah orang yang aku dambakan kehadirannya dalam kehidupanku. Seorang Angga, cuek nan romantis.

Air mataku masih enggan untuk terhenti. Seolah mengerti perasaanku kini. Ku lirik meja sebelah ranjang, ku lihat 2 piala yang berdiri tegak bertuliskan:

“JUARA 1 BASKET SE-JAWA-BALI” ku tersenyum melihatnya, lalu lanjut ku baca tulisan yang tertera pada piala satu lagi “PEMAIN BASKET TERBAIK” semakin dalam kini ku rasa. Harusnya saat ini aku dan dia berada di Taman Kota, bukan Rumah Sakit.

Ternyata, Angga mengalami kecelakaan saat menuju tempat yang dia janjikan, Taman Kota. Dia mengemudikan sepeda motornya dengan kecepatan yang luar biasa, hingga raganya kini harus terpisah dengan jiwanya.

Aku beranjak berdiri mengambil surat yang tadi terjatuh. Ku ambil balpoin yang tersedia di meja bersebelahan dengan piala tadi. Ku tulis di belakang lembar itu,,

"YOU'RE MY FIRST LOVE OF
MY FIRST TIME"








No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here