Janji Akan Ditagih Sampai Mati
Aku masih sangat mengingatnya, mengingat detik demi detik senja yang indah dengan semburat jingganya. Saat saat yang berlalu bersama akhir kebersamaanku dengan seorang shandy ferbriyan. Senja yang mengantarkan sebuah senyuman yang indahnya melebihi badai petir luar bumi yang direkam satelit luar angkasa. Senja itu aku dan shandy duduk menikmati americano hangat di kafe new modan, berdua di meja sudut yang menghadap garis pantai.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
“Mungkin ini hari terakhir kita untuk jalan jalan shelly..” ucap shandy padaku. Aku terperangah tak mengerti. “Maksudmu?” tanyaku. “Besok aku berangkat ke luar negeri, melanjutkan kuliahku.” jelasnya. “Lalu aku bagaimana?” tanyaku sembari menatap mata teduhnya “Jarak dan waktu bukan ukuran untuk perpisahan kita shel.. Aku akan tetap setia, biarkan aku pergi demi masa depan kita.. Aku janji, kamu mau menanti sampai aku kembali kan?” aku mengangguk pelan. “Empat tahun.. Kamu harus kembali”.
Memang benar, itulah senja terakhirku bersama shandy. Esok paginya senyum raguku melepas kepergiannya. Rasa kehilangan menyelimuti begitu pesawat sq 180 lepas landas.
Awal kami berpisah, shandy sering menghubungiku via email, namun berakhir di tahun kedua. Shandy benar benar pergi, dari hidupku, bukan artian pergi yang diucapkannya. Empat tahun hatiku nelangsa menantinya, semua percuma. Empat tahun menanti yang tak pasti bukan ujian ringan bagiku. Hingga kuputuskan untuk merelakannya.
Empat tahun cukup untuk membuktikan kesetiaan dan kesabaranku. Aku tak lagi menantinya di tahun selanjutnya. Tak mudah melupakan memang, kufokuskan pikiran pada karir yang kujalani. Hingga di suatu pagi yang cerah, enam tahun kepergiannya, saat hatiku telah bersanding dengan yang lain menyempurnakan hidup, shandy kembali.
“Tepati janjimu pada takdir yang kau minta” hanya itu kalimat yang kudengar darinya sebelum di berbalik pergi.
Aku hanya terpaku bisu. Apakah aku salah? Tidak, aku telah menantinya sampai batas waktu yang kusanggupi. Apa aku mengingkari takdirku? Tidak, karena takdir yang kusanggupi adalah batas empat tahun. Apakah aku yang salah? Tidak, empat tahun bukan waktu yang singkat kulalui tanpa penjelasan.
Biarlah kujalani hidupku yang sekarang, shandy adalah masa laluku. Mungkin ini yang terbaik. Shandy dan shelly memang tak ditakdirkan untuk bersatu.
No comments:
Post a Comment