Dikejauhan, terdapat sosok misterius yang sedang mengendap-endap dari balik dinding
"Sudah kuduga ini akan terjadi." geramnya mengawasi Yama yang sedang berdampingan bersama seorang wanita dikoridor Sekolah.
***
Sementara itu, orang yang dimaksud.
"Mau nasi goreng ?" Mikaela memberikan pilihan sebelum mereka sampai dikantin.
Didepan sana, tangga sekolah semakin dekat
"Aku minum saja." datar Yama menolak. Matanya tak mau menoleh sama sekali sejak meninggalkan kelas.
Meski dibilang semakin dekat, faktanya belum ada yang berubah dari sikap acuhnya itu. Membuat Mikaela pusing karena harus terus memutar otak. Menjaga dirinya tetap terlibat dalam kesehariannya. Juga supaya Yama tidak kembali menjauh darinya. Sangatlah tidak mudah.
***
Di jam yang sama-
Sebuah sepeda motor berknalpot bising memarkirkan diri di depan Sekolah. Turun darinya, seorang pria berjaket hitam, membuka helm- memperlihatkan wajah yang masih begitu muda. Rambutnya dipomade, tidak berantakan. Sangat maskulin. Setelah memandangi gerbang cukup lama, Ia merogoh celananya kembali untuk mengambil hape. Distalkingnya kembali sebuah akun Instagram bernama @DwiAres alias Sera Dwi Kairan, yang sudah membimbingnya sampai kesini.
Baca Juga : Perawan Ku Diambil Adiku Sendiri Saat Aku Tidur
Baca Juga : 7 Fakta dan cerita unik tentang Bercinta
"Tidak salah lagi, ini tempatnya" Pikir Darel membandingkan foto dengan gedung Sekolah yang ada dihadapannya.
Itu adalah foto yang dulu diambil Bibi Kara saat dirinya dan Sera mengajak Mikaela pulang bersama. Diposting ke Instagram, kemudian menjadi Satu-satunya petunjuk yang akhirnya menuntun Darel sampai kesini.
Ia kesal pada dirinya sendiri yang dahulu tidak mendengarkan informasi dengan benar. Sampai susah payah bolos Sekolah dan menjadi Detektif gadungan selama beberapa hari. Hanya karena satu angka itu, dirinya dibuat uring-uringan dalam rindu. Betapa bodohnya.
"Dasar kuping kerupuk otak udang ! SMAN 191 tolol ! Bukan SMAN 19. Pantas saja gak nemu ! Gzzz.." Darel menghina dirinya sendiri saat membaca logo besar disebuah dinding.
Rasanya ingin mengacak-acak rambut ketika sadar betapa bodohnya Ia selama ini. "Maaf Kayla, karena ulahku sendiri Aku jadi lama menemukanmu.. Tapi jangan khawatir, karena Aku sudah disini. Takkan kulewatkan lagi kesempatan untuk mengatakan perasaanku yang sesungguhnya kepadamu. Tunggu Aku Kayla.."
Darel mematikan motornya. Kemudian menyeberang menuju gerbang Sekolah itu. Dimana terdapat sang pujaan hati yang belum mengetahui kehadirannya.
***
Di jam yang sama.
Seorang Residivis yang baru saja bebas dari penjara, mencoba membaur disebuah kedai kopi dipinggir jalan. Tubuhnya sedikit gempal, berkaos longgar. Wajahnya berumur sekitar 30-40 tahun, ada banyak tato Tribal disekujur lengan kirinya. Sebelah matanya bolong akibat tusukan pisau bertahun-tahun lalu. Oleh anak kecil yang menggairahkan birahinya dulu. Kini Ia harus memakai kacamata hitam seumur hidupnya.
Secangkir kopi hitam disuguhkan oleh Ibu yang lebih tua. Aroma enak langsung tercium ke hidung, tapi tidak segera diambilnya. Ia masih sibuk menatapi sebuah foto usang yang belum lama Ia temukan disebuah rumah kosong. Rumah yang dulunya ditinggali Nenek Tua dan cucunya.
"Itu foto anak Bapak ya ? Cantik ihh.. Umur berapa ?" tanya Ibu berdaster tersebut sambil menyiapkan piring untuk nasinya.
Pria itu terkekeh dengan suara tawa yang hampir habis, seperti orang bengek karena kebanyakan merokok. Entah apa yang lucu dari pertanyaan Ibu itu hingga membuatnya begitu kegelian.
"Yaahh.. Dia memang cantik.. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Mungkin sekarang umurnya sudah 16 atau 17 tahun. Ahh... Tubuhnya pasti juga sudah berkembang jauh. Sayang aku tidak ada disana melihatnya tumbuh.." pikirnya diam-diam berfantasi kotor.
Kalimat mesum barusan tidak dicerna si Ibu dengan baik. Ia bahkan tidak curiga sedikitpun bahwa orang didepannya adalah mantan pedofil- dan malah kembali bertanya.
"Kalo boleh tau namanya siapa pak ?"
Terlihat jelas gigi kuningnya yang kala itu tersenyum sangat lebar "Mikaaaeelaa..." jawabnya sumringah dengan hati berdebar.
No comments:
Post a Comment